- Penipuan digital merupakan ancaman serius bagi masyarakat dunia.
- Teknologi AI digunakan untuk melindungi masyarakat dari penipuan digital.
- Pemerintah dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk memerangi penipuan digital.
pibitek.biz -Penipuan digital yang semakin canggih dan meluas telah menjadi ancaman serius bagi jutaan orang di seluruh dunia. Amerika Serikat, salah satu negara yang paling terdampak, mengalami kerugian finansial yang besar akibat penipuan digital. Milyaran dolar raib setiap tahun, menghancurkan mimpi dan harapan banyak orang. Penipuan digital tidak mengenal usia, ras, atau strata sosial, dan siapa pun bisa menjadi korban. Dalam situasi yang mengkhawatirkan ini, para pengembang teknologi sedang giat mencari solusi untuk melindungi masyarakat dari kejahatan siber yang semakin licin.
2 – Kebocoran Data Asuransi Globe Life dan Upaya Pemerasan 2 – Kebocoran Data Asuransi Globe Life dan Upaya Pemerasan
3 – Serangan Ransomware Turun 300%, Microsoft Ungkap Strategi Baru 3 – Serangan Ransomware Turun 300%, Microsoft Ungkap Strategi Baru
AI telah muncul sebagai senjata utama dalam perang melawan penipuan digital. AI mampu belajar dari pola penipuan, mendeteksi tanda-tanda mencurigakan, dan membantu memblokir upaya penipuan sebelum terjadi. Brian Roundtree, seorang veteran startup di Seattle, adalah salah satu pengembang yang bertekad untuk melindungi masyarakat dari penipuan digital. Orang tuanya menjadi korban penipuan digital yang dirancang dengan sangat halus. Penipu menelepon orang tua Brian, berpura-pura menjadi cucu mereka yang mengalami kecelakaan di Kuba.
Mereka meminta uang untuk biaya rumah sakit dan pembebasan dari penjara. Orang tua Brian yang ingin menolong cucu mereka yang mereka yakini sedang dalam kesulitan, mengirim sejumlah uang yang cukup besar. Ketika keluarga mengetahui kejadian ini, mereka berusaha untuk mengembalikan uang yang terkirim, namun sudah terlambat. Kejahatan siber telah merampas uang mereka dan meninggalkan kesedihan yang mendalam. Kejadian ini mendorong Brian untuk bertekad untuk menghancurkan kejahatan siber yang merajalela.
Ia menyadari bahwa banyak orang lain di luar sana juga menjadi korban penipuan digital, dan ia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan tragedi ini. Brian dan rekan kerjanya, Kevin Allan, mendirikan perusahaan startup yang diberi nama aiShield. Mereka berfokus pada pengembangan teknologi AI yang canggih untuk melindungi orang-orang dari penipuan digital. AiShield dirancang untuk mendeteksi dan memblokir panggilan telepon yang mencurigakan, dan memberikan peringatan kepada pengguna jika mereka terdeteksi akan menjadi korban penipuan.
AiShield menggunakan AI Generatif untuk menyaring panggilan masuk. AI Generatif mampu mengenali pola suara, nada bicara, dan kata-kata yang sering digunakan oleh penipu. Saat panggilan masuk dideteksi sebagai potensi penipuan, AI akan meminta penelepon untuk mengidentifikasi diri mereka dan menjelaskan alasan mereka menelepon. Informasi ini kemudian diteruskan ke pengguna, sehingga pengguna dapat memutuskan apakah akan mengangkat telepon atau tidak. Tidak hanya panggilan telepon, penipu juga sering menghubungi korban melalui email atau pesan teks.
Mereka biasanya meminta korban untuk memberikan informasi pribadi seperti nomor kartu kredit atau informasi bank. Untuk menanggulangi ancaman ini, aiShield juga memantau panggilan keluar. AI akan mendengarkan percakapan dan mendeteksi kata-kata yang mengindikasikan adanya permintaan transfer uang atau pemindahan informasi sensitif lainnya. Jika AI mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan, ia akan memberikan peringatan kepada pengguna dan memberitahu penelepon bahwa percakapan mereka sedang dimonitor.
AiShield akan berfungsi sebagai operator jaringan virtual seluler (MVNO), yang menggunakan jaringan seluler operator besar seperti Verizon atau T-Mobile, tetapi menyediakan layanannya sendiri. Layanan aiShield akan membantu melindungi pengguna dari penipuan digital, terutama orang tua yang lebih rentan menjadi korban penipuan. Brian Roundtree dan Kevin Allan adalah pengembang teknologi yang berpengalaman. Sebelum mendirikan aiShield, mereka pernah mendirikan perusahaan startup lain yang sukses bernama autoGraph, yang memungkinkan konsumen untuk menyesuaikan profil mereka untuk pengiklan.
Mereka juga pernah bekerja bersama di SNAPin Software, perusahaan software telekomunikasi yang didirikan oleh Brian dan kemudian diakuisisi oleh Nuance seharga sekitar $180 juta pada tahun 2008. Nuance kemudian diakuisisi oleh Microsoft. AiShield telah mengembangkan teknologi proof-of-concept dan telah mendapatkan empat karyawan. Perusahaan ini saat ini masih didanai sendiri, tetapi sedang mencari pendanaan dari investor malaikat. Brian berharap dalam waktu sekitar 12 bulan, aiShield akan memiliki produk yang siap untuk diuji coba oleh pelanggan.
Tidak hanya aiShield, banyak perusahaan anti-penipuan lainnya yang berfokus pada melayani pelanggan korporat. Namun, hanya sedikit perusahaan yang berfokus pada perlindungan konsumen. Beberapa perusahaan yang berfokus pada pencegahan penipuan dan perlindungan pencurian identitas meliputi Aura, Robokiller, dan perusahaan startup Seattle lainnya, Hiya. Kathy Stokes, direktur Program Pencegahan Penipuan di AARP, berharap bahwa kesadaran dan kepedulian akan penipuan digital akhirnya mencapai titik di mana masyarakat tidak lagi menyalahkan korban dan kemajuan nyata dapat terwujud.
Gedung Putih tahun ini telah mengadakan dua meja bundar dengan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas masalah ini, katanya, yang perlu ditangani seperti kejahatan properti dan kejahatan kekerasan lainnya. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan, penipuan digital masih menjadi ancaman besar bagi masyarakat. Namun, dengan kemajuan teknologi AI, para pengembang teknologi terus berupaya untuk membuat dunia digital menjadi lebih aman. AI memungkinkan kita untuk mengenali penipuan digital dengan lebih cepat dan akurat, melindungi kita dari kerugian finansial yang besar dan mengembalikan rasa aman dalam beraktivitas di dunia digital.
Penipuan digital memang sangatlah licin dan sulit dideteksi. Penipu sangatlah ahli dalam memanipulasi dan memanfaatkan kelemahan manusia. Mereka menggunakan berbagai cara untuk menipu korban, dari panggilan telepon yang meyakinkan hingga pesan teks yang tampak resmi. Penipu semakin canggih dalam menggunakan AI Generatif untuk menghasilkan suara dan teks yang terdengar sangat nyata, sehingga sulit untuk membedakannya dengan manusia sungguhan. Meskipun sudah ada upaya untuk melawan penipuan digital, seperti yang dilakukan oleh Brian Roundtree dan Kevin Allan, masih banyak orang yang menjadi korban.
Penipuan digital telah merugikan jutaan orang di seluruh dunia, dan menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar. Penipuan digital juga dapat menyebabkan stres, depresi, dan rasa tidak percaya diri. Penipuan digital tidak hanya merugikan korban secara finansial, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan psikologis yang besar. Korban penipuan digital sering kali merasa malu, bersalah, dan tertekan. Mereka mungkin takut untuk menceritakan pengalaman mereka kepada orang lain, karena takut dihakimi atau dihina.
Penipuan digital merupakan kejahatan yang kejam dan tidak manusiawi. Penipu memanfaatkan kelemahan manusia untuk mendapatkan keuntungan. Mereka tidak memiliki belas kasihan dan tidak peduli dengan dampak kejahatan mereka terhadap korban. Penipuan digital adalah kejahatan yang harus dihentikan. Masyarakat harus waspada dan tidak mudah percaya terhadap tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Kita harus berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi kepada orang asing. Kita juga harus memeriksa informasi dan situs web dengan cermat sebelum memberikan informasi pribadi atau melakukan transaksi keuangan.
Pemerintah dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk memerangi penipuan digital. Mereka harus memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang penipuan digital dan cara untuk melindungi diri dari penipuan. Mereka juga harus meningkatkan penegakan hukum dan memberikan hukuman yang berat bagi para penipu digital. Penipuan digital merupakan ancaman serius bagi masyarakat. Namun, dengan upaya bersama dari para pengembang teknologi, penegak hukum, dan masyarakat, kita dapat melindungi diri dari penipuan digital dan menciptakan dunia digital yang lebih aman.