Rasisme Tersembunyi dalam Model AI



Rasisme Tersembunyi dalam Model AI - the image via: livescience - pibitek.biz - Risiko

the image via: livescience


336-280
TL;DR
  • Model AI yang umum digunakan menyimpan bentuk rasisme tersembunyi dalam bahasa.
  • Bias tersembunyi ini terungkap ketika model AI dihadapkan pada bahasa Afrika-Amerika.
  • Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi AI membutuhkan upaya untuk menghilangkan bias dalam model.

pibitek.biz -Para ilmuwan telah menemukan bahwa model AI yang umum digunakan menyimpan bentuk rasisme tersembunyi yang berakar pada prasangka terhadap bahasa Afrika-Amerika. Hal ini terungkap melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli, yang menunjukkan bahwa model-model AI ini memamerkan bias rasial tersembunyi yang terutama ditujukan kepada pengguna bahasa Afrika-Amerika. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature, memberikan bukti pertama bahwa LLM seperti GPT-3.5 dan GPT-4 dari OpenAI, serta RoBERTa dari Meta, menunjukkan kecenderungan rasisme tersembunyi.

Model-model AI ini, yang merupakan tulang punggung berbagai aplikasi berbasis bahasa, telah dilatih dengan data teks yang sangat besar yang diambil dari berbagai sumber. Namun, data ini juga mengandung prasangka dan bias yang tertanam dalam budaya dan sejarah manusia. Para ilmuwan melakukan serangkaian eksperimen untuk menguji bias dalam model-model AI tersebut. Mereka memberikan teks kepada model AI, yang didasarkan pada bahasa Afrika-Amerika (AAE) dan bahasa Inggris standar (SAE). Hasilnya menunjukkan bahwa model AI lebih cenderung mengaitkan bahasa Afrika-Amerika dengan sifat-sifat negatif, seperti "bodoh", "malas", dan "kejam".

Sebaliknya, bahasa Inggris standar lebih sering dikaitkan dengan sifat-sifat positif. Temuan ini sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa model-model AI ini tidak hanya mencerminkan bias yang ada dalam data pelatihan mereka, tetapi juga memperkuat bias tersebut. Model AI memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi pola dan korelasi dalam data, yang dapat mengarah pada penguatan bias dan diskriminasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa rasisme dalam model AI tidak hanya terbatas pada bias yang terlihat.

Bias tersembunyi ini, yang dikenal sebagai rasisme terselubung, lebih sulit dideteksi tetapi sama berbahayanya. Model-model AI ini, ketika ditanya langsung tentang pandangan mereka mengenai orang Afrika-Amerika, seringkali memberikan tanggapan yang positif, seolah-olah mereka tidak memiliki prasangka. Namun, ketika dihadapkan pada teks yang didasarkan pada bahasa Afrika-Amerika, bias terselubung mereka terungkap. Model-model AI yang digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti sistem rekrutmen, sistem penilaian, dan tools penerjemah, dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial dengan memperkuat bias yang ada.

Misalnya, model AI yang digunakan dalam sistem rekrutmen dapat lebih cenderung menolak pelamar yang menggunakan bahasa Afrika-Amerika. Ini adalah bukti bahwa upaya untuk melatih model AI agar tidak menunjukkan bias yang terlihat, seperti mengaitkan orang Afrika-Amerika dengan stereotip negatif, tidak cukup untuk menghilangkan bias tersembunyi. Model-model AI ini tetap menyimpan bias yang mendalam, yang terungkap melalui penggunaan bahasa Afrika-Amerika. Temuan ini juga menunjukkan bahwa model AI tidak hanya memperburuk representasi orang Afrika-Amerika, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi.

Model AI yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan dapat menyebabkan pengalokasian sumber daya yang tidak adil kepada pengguna bahasa Afrika-Amerika. Misalnya, model AI yang digunakan dalam sistem peradilan dapat lebih cenderung menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada orang Afrika-Amerika. Hal ini merupakan peringatan serius bahwa model AI yang sedang dikembangkan dan digunakan di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan peradilan, menyimpan bias yang dapat merugikan kelompok minoritas.

Bias ini dapat mengakibatkan diskriminasi dan ketidakadilan dalam berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini menekankan kebutuhan mendesak untuk mengembangkan model AI yang lebih adil dan tidak bias. Para pengembang AI harus bekerja sama dengan para ahli etika dan sosial untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bias tersembunyi dalam data pelatihan dan model AI. Penggunaan model AI dalam berbagai bidang harus diawasi secara ketat untuk memastikan bahwa model AI tersebut tidak memperkuat bias dan diskriminasi.

Pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mengatur pengembangan dan penggunaan model AI untuk mencegah dampak negatif terhadap kelompok minoritas. Penelitian ini menunjukkan bahwa bias rasial tersembunyi dalam model AI adalah masalah serius yang memerlukan tindakan segera. Pengembang AI, pemerintah, dan masyarakat harus bekerja bersama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa teknologi AI digunakan secara adil dan etis. Perlu diingat bahwa teknologi AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kehidupan manusia.

Namun, teknologi ini juga dapat digunakan untuk memperkuat bias dan diskriminasi. Penting untuk menyadari bahaya bias tersembunyi dalam model AI dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara adil dan bertanggung jawab. Model AI memiliki kemampuan untuk mengubah dunia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akan tetapi, jika model AI terus mencerminkan bias yang ada dalam masyarakat, potensi positif dari teknologi ini akan terancam. Penemuan bias rasial tersembunyi dalam model AI harus menjadi panggilan bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan teknologi AI yang adil dan etis.

Hanya dengan cara ini, teknologi AI dapat benar-benar bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Bias dalam model AI bukan hanya masalah teknis, melainkan masalah sosial. Masalah ini berakar pada sejarah panjang rasisme dan diskriminasi di masyarakat. Untuk mengatasi bias dalam model AI, kita perlu mengatasi masalah sosial yang mendasarinya. Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya pemahaman linguistik dan budaya dalam pengembangan model AI. Para pengembang AI harus memperhatikan bagaimana bahasa dan budaya dapat memengaruhi model AI dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan bias.

Penting untuk dicatat bahwa model AI bukanlah mesin yang berpikir sendiri. Model AI hanyalah cerminan dari data yang dilatih padanya. Jika data yang digunakan untuk melatih model AI mengandung bias, model AI juga akan mencerminkan bias tersebut. Pengembang AI harus berupaya untuk mendapatkan data yang beragam dan representatif untuk melatih model AI. Data yang beragam akan membantu mengurangi bias dalam model AI. Pengembangan model AI yang adil dan etis membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk para pengembang AI, para ahli etika, para ahli linguistik, dan masyarakat umum.

Penelitian ini merupakan langkah penting dalam memahami bias rasial tersembunyi dalam model AI. Semoga penelitian ini akan mendorong upaya lebih lanjut untuk menciptakan model AI yang adil dan etis. Model AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kehidupan manusia, tetapi hanya jika dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab. Model AI yang bias dapat memperkuat ketidaksetaraan dan diskriminasi yang sudah ada. Upaya untuk menghilangkan bias dalam model AI harus menjadi prioritas bagi semua pihak yang terlibat dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI.