Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun



Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun - image origin: siliconangle - pibitek.biz - Google Search

image origin: siliconangle


336-280
TL;DR
  • Perplexity AI Inc. Sedang mencari pendanaan sebesar USD 500 juta.
  • Perusahaan menghadapi kontroversi terkait penggunaan konten tanpa izin.
  • Perplexity berambisi menciptakan alternatif baru bagi mesin pencari Google.

pibitek.biz -Perplexity AI Inc., perusahaan yang mengembangkan mesin pencari berbasis AI, tengah bersiap untuk meraih pendanaan besar-besaran. Perusahaan tersebut sedang dalam tahap diskusi dengan investor untuk mendapatkan pendanaan sebesar USD 500 juta, setara dengan lebih dari Rp. 7 triliun. Jika berhasil, pendanaan ini akan meningkatkan valuasi Perplexity menjadi lebih dari USD 8 miliar atau sekitar Rp. 119 triliun. Dalam kurun waktu setahun terakhir, Perplexity telah berhasil mengantongi tiga putaran pendanaan besar.

Valuasi perusahaan ini telah melonjak tajam, dari USD 520 juta pada Januari menjadi USD 1 miliar pada April dan mencapai USD 3 miliar pada musim panas tahun ini. Keberhasilan Perplexity dalam menarik investasi yang besar menunjukkan minat kuat para investor di Silicon Valley terhadap startup AI yang menjanjikan. Perplexity, yang didirikan dua tahun lalu dan didukung oleh tokoh-tokoh ternama seperti Jeff Bezos, pendiri Amazon.com Inc., SoftBank Group Corp., dan Nvidia Corp., tengah berambisi untuk menciptakan alternatif baru bagi Google Search.

Mesin pencari AI yang dikembangkan Perplexity mampu mencari informasi terbaru di internet. Namun, alih-alih menampilkan daftar tautan, Perplexity memberikan respons kepada pengguna dalam bentuk teks yang menyerupai ChatGPT. Perplexity menawarkan layanannya secara gratis, namun perusahaan juga menyediakan opsi berlangganan premium untuk mengakses fitur-fitur yang lebih canggih. Selain menargetkan konsumen, Perplexity juga telah merilis mesin pencari versi enterprise untuk perusahaan. Versi enterprise ini memungkinkan pencarian internal di dalam data perusahaan untuk menjawab pertanyaan terkait bisnis.

Perusahaan juga berencana untuk mengintegrasikan iklan ke dalam platformnya sebagai sumber pendapatan tambahan. Laporan dari Wall Street Journal menyebutkan bahwa mesin pencari Perplexity untuk konsumen telah memproses sekitar 15 juta permintaan pencarian setiap harinya. Pendapatan tahunan perusahaan saat ini mencapai sekitar USD 50 juta, meningkat dari USD 10 juta pada bulan Maret. Perkembangan Perplexity menjadi sorotan karena perusahaannya terlibat dalam kontroversi terkait penggunaan konten dari penerbit web.

Beberapa penerbit menuduh Perplexity menggunakan konten mereka tanpa izin untuk menghasilkan hasil pencariannya. Misalnya, Forbes mengklaim bahwa Perplexity menjiplak salah satu artikel berbayar mereka dalam hasil pencarian. Wired juga menuding bahwa Perplexity mengambil konten dari berbagai situs web, termasuk situs web mereka sendiri, meskipun mereka telah mengatur pengaturan robots.txt untuk mencegah crawler mesin pencari mengakses konten mereka. The New York Times bahkan dilaporkan telah mengirimkan surat "cease and desist" kepada Perplexity, meminta perusahaan untuk berhenti mengakses konten mereka.

Perplexity telah menanggapi kritik tersebut dengan menawarkan program bagi hasil kepada penerbit. Pada Juli, Perplexity mengumumkan program bagi hasil untuk penerbit, di mana penerbit yang berpartisipasi akan menerima biaya tetap setiap kali konten mereka digunakan dalam hasil pencarian yang menghasilkan pendapatan iklan. Sebagai tambahan, Perplexity juga menawarkan kepada penerbit yang berpartisipasi langganan gratis selama satu tahun untuk platform berbayarnya, serta akses ke antarmuka pemrograman aplikasi (API) mereka.

Dengan API, penerbit dapat menyertakan mesin pencari Perplexity ke dalam halaman web mereka sendiri. Aravind Srinivas, CEO Perplexity, mengatakan bahwa perusahaan berupaya untuk "menyelaraskan insentif" bagi semua pihak dengan cara yang terukur dan berkelanjutan. Srinivas berharap untuk menghindari hubungan antagonis dengan penerbit berita. Perkembangan Perplexity menunjukkan bahwa persaingan di dunia mesin pencari semakin sengit. Perusahaan-perusahaan AI seperti Perplexity terus berinovasi dan mengembangkan teknologi mereka untuk memberikan pengalaman pencarian yang lebih canggih dan menarik bagi pengguna.

Perplexity telah mendapatkan popularitas yang luar biasa dan telah menjadi salah satu startup AI paling menjanjikan. Namun, perusahaan tersebut juga harus menghadapi tantangan yang kompleks. Selain kontroversi penggunaan konten, Perplexity juga harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft yang telah menguasai pasar mesin pencari. Perplexity harus terus berinovasi dan meningkatkan teknologinya untuk tetap kompetitif. Perusahaan juga harus mempertimbangkan aspek etika dan hukum dalam pengembangan teknologinya, termasuk masalah privasi data dan hak cipta.

Perplexity memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita mencari informasi. Namun, perusahaan ini harus menghadapi tantangan yang ada untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Keberhasilan Perplexity dalam menarik investasi menunjukkan bahwa pasar AI sangat menarik bagi investor. Meskipun begitu, investor juga harus berhati-hati. Pasar AI masih dalam tahap awal, dan banyak perusahaan AI yang belum menghasilkan keuntungan. Investor harus memilih perusahaan AI yang memiliki potensi pertumbuhan yang kuat dan model bisnis yang jelas.

Perusahaan AI juga harus memperhatikan aspek etika dalam pengembangan teknologinya. Teknologi AI dapat digunakan untuk tujuan baik dan buruk. Perusahaan AI harus memastikan bahwa teknologinya digunakan untuk kebaikan dan tidak menyebabkan kerusakan. Perkembangan Perplexity menunjukkan bahwa teknologi AI telah mencapai tahap kemajuan yang signifikan. AI telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, dan hal ini hanya akan semakin berkembang di masa depan. Meskipun AI memiliki potensi besar, teknologi ini juga menimbulkan beberapa kekhawatiran.

Salah satunya adalah potensi hilangnya pekerjaan akibat otomatisasi. Perkembangan AI juga menimbulkan pertanyaan etika yang penting, seperti bagaimana memastikan bahwa AI digunakan secara adil dan bertanggung jawab. Perplexity adalah contoh terbaru dari startup AI yang berkembang pesat. Perusahaan ini menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai bidang kehidupan kita. Namun, kita harus tetap waspada dan kritis terhadap perkembangan AI, dan memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.