Eropa Tambah Tarif Impor Mobil Listrik China



Eropa Tambah Tarif Impor Mobil Listrik China - credit: motortrend - pibitek.biz - Uni Eropa

credit: motortrend


336-280
TL;DR
  • Uni Eropa tambah tarif impor mobil listrik China hingga 38,1%.
  • Keputusan ini berdampak pada produsen mobil listrik China seperti BYD dan Geely.
  • Beberapa produsen mobil Eropa seperti BMW dan Volkswagen keberatan atas keputusan ini.

pibitek.biz -Uni Eropa (UE) baru saja mengumumkan tarif impor mobil listrik dari China hingga 38,1%. Keputusan ini diambil setelah UE melakukan penyelidikan atas praktik tidak adil dan subsidi yang diberikan pemerintah China kepada produsen mobil domestik. UE menganggap hal ini sebagai ancaman bagi produsen mobil listrik Eropa.

Tarif impor ini akan berlaku mulai 4 Juli dan akan diterapkan pada beberapa produsen mobil listrik China, seperti BYD, Geely, dan SAIC. BYD, produsen mobil listrik terbesar di dunia, akan dikenakan tarif 17,4%, sementara Geely, yang memiliki merek Volvo dan Polestar, akan dikenakan tarif 20%. SAIC, yang memiliki merek MG, akan dikenakan tarif 38,1%.

Keputusan UE ini berbeda dengan keputusan Amerika Serikat (AS), yang sebelumnya juga menambah tarif impor mobil listrik China. Namun, AS tidak memiliki eksposur yang sama besar terhadap mobil listrik China seperti Eropa. Produsen mobil listrik China seperti BYD, Geely, dan SAIC telah lama menjual mobil mereka di Eropa.

Bahkan, BYD dan Chery telah mengumumkan rencana membangun pabrik di Hongaria dan Spanyol untuk pasar Eropa. Keputusan UE ini juga dapat berdampak pada tujuan UE untuk melarang mobil berbahan bakar minyak pada 2035. Dengan harga mobil listrik China yang lebih rendah dan jarak tempuh yang cukup, keputusan ini dapat mempengaruhi kemampuan UE untuk mengurangi emisi karbon.

Oleh karena itu, beberapa produsen mobil Eropa seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Volkswagen telah menyatakan keberatan mereka atas keputusan ini. "Keputusan ini adalah langkah yang salah. Komisi UE merugikan perusahaan Eropa dan kepentingan Eropa", kata Oliver Zipse, CEO BMW.

Volkswagen juga menyatakan bahwa "tindakan ini tidak tepat untuk meningkatkan daya saing industri otomotif Eropa dalam jangka panjang". Dengan demikian, keputusan UE ini dapat berdampak pada konsumen Eropa dan tujuan UE untuk mengurangi emisi karbon. Namun, beberapa produsen mobil listrik China masih dapat menawarkan harga yang lebih rendah dan jarak tempuh yang cukup, sehingga keputusan ini tidak akan berdampak besar pada pasar mobil listrik Eropa.