Perusahaan Bangun AI Sendiri, Kenapa?



Perusahaan Bangun AI Sendiri, Kenapa? - photo from: zdnet - pibitek.biz - Akses

photo from: zdnet


336-280
TL;DR
  • Perusahaan ingin membangun teknologi AI sendiri untuk memiliki kendali penuh atas pengembangan dan penerapan teknologi AI.
  • Model-model AI dasar seperti GPT, Claude, dan Llama sudah tersedia dan dapat diakses oleh publik untuk membangun teknologi AI.
  • Perusahaan-perusahaan fokus meningkatkan nilai teknologi AI dengan mempersiapkan diri untuk menggunakan teknologi AI secara maksimal.

pibitek.biz -Dunia teknologi sedang dihebohkan oleh teknologi AI, terutama jenis AI yang dapat menghasilkan konten kreatif. Teknologi AI, yang sering disebut dengan "AI Generatiferatif", telah menjadi topik perbincangan hangat di berbagai kalangan, mulai dari para profesional teknologi hingga para pemimpin perusahaan. Perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka, seperti OpenAI, Microsoft, dan Google, berlomba-lomba untuk menjadi penyedia utama teknologi AI, termasuk infrastruktur dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi AI.

Namun, tidak hanya perusahaan teknologi besar yang tertarik dengan AI, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor industri juga mulai merasakan manfaat dari teknologi AI dan mulai merancang rencana untuk membangun sendiri teknologi AI mereka. Perusahaan-perusahaan di berbagai bidang, mulai dari manufaktur hingga keuangan, telah melihat potensi teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas mereka. Sebuah survei yang dilakukan oleh TCS terhadap 1.300 CEO menunjukkan bahwa setengah dari mereka berencana untuk membangun teknologi AI Generatif sendiri.

Keputusan ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tidak hanya ingin memanfaatkan teknologi AI, tetapi juga ingin memiliki kendali penuh atas pengembangan dan penerapan teknologi AI di dalam perusahaan mereka. Ini berarti mereka harus menyiapkan tim yang kompeten, infrastruktur yang memadai, dan sumber daya yang cukup untuk membangun teknologi AI sendiri. Namun, membangun teknologi AI dari nol bukanlah tugas yang mudah. Untungnya, perusahaan-perusahaan tidak harus memulai dari awal.

Model-model AI dasar seperti GPT, Claude, dan Llama sudah tersedia dan dapat diakses oleh publik. Model-model AI dasar ini memiliki kemampuan untuk memahami dan menghasilkan berbagai macam konten, termasuk teks, gambar, audio, dan video. Model-model AI dasar ini dapat dianggap sebagai "perpustakaan pengetahuan dunia" yang diringkas, berisi informasi yang sangat luas dan dapat diakses dengan mudah.

Keberadaan model-model AI dasar ini memberikan perusahaan-perusahaan kesempatan untuk memulai membangun teknologi AI mereka sendiri dengan lebih mudah dan cepat. Membangun model AI dasar sendiri adalah proses yang kompleks dan mahal. Dibutuhkan sumber daya yang besar, tim ahli yang berpengalaman, dan waktu yang lama untuk membangun model AI dasar yang canggih.

Melihat kompleksitas dan biaya yang tinggi, perusahaan-perusahaan yang berencana membangun teknologi AI mereka sendiri memilih untuk memanfaatkan model-model AI dasar yang sudah ada dan mengembangkannya untuk kebutuhan spesifik mereka. Model-model AI spesifik ini akan mengambil kemampuan model-model AI dasar dan mengembangkannya untuk berbagai keperluan industri, perusahaan, dan kegiatan tertentu.Proses ini jauh lebih mudah dan murah dibandingkan dengan membangun model AI dasar dari nol. Perusahaan-perusahaan dapat menyesuaikan model-model AI dasar dengan data mereka sendiri, aturan bisnis mereka, dan kebutuhan khusus mereka.

Model-model AI yang dipersonalisasi ini akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dihadapi perusahaan. Kemudahan dalam memodifikasi model AI dasar untuk berbagai tujuan merupakan alasan utama di balik popularitas teknologi AI. Perusahaan-perusahaan kini dapat membangun solusi AI yang khusus untuk kebutuhan mereka tanpa harus membangun model AI dasar dari awal. Di masa depan, sebuah perusahaan besar bisa memiliki ratusan atau bahkan ribuan model AI yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Keberadaan model-model AI yang terpersonalisasi ini akan membantu perusahaan-perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis mereka dengan lebih mudah dan efisien. Selain membangun model AI, perusahaan-perusahaan juga harus mempersiapkan diri untuk menggunakan teknologi AI secara maksimal. Lebih dari setengah CEO yang disurvei menyatakan mereka sedang melakukan perubahan pada model bisnis, operasi, produk, atau layanan mereka untuk mengakomodasi teknologi AI.

Perubahan ini diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan dapat memanfaatkan teknologi AI secara optimal dan menghasilkan nilai tambah bagi bisnis mereka. Perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan teknologi AI sepenuhnya harus melakukan banyak perubahan pada bisnis mereka. Perubahan ini melibatkan berbagai aspek, seperti penataan proses bisnis, pelatihan karyawan, dan pengembangan strategi AI.

Namun, penerapan teknologi AI di perusahaan-perusahaan masih dalam tahap awal. Banyak perusahaan masih dalam tahap percobaan, mencari cara terbaik untuk memanfaatkan teknologi AI dan mengoptimalkan potensinya. Pada tahun 2024 dan seterusnya, perusahaan-perusahaan akan fokus untuk meningkatkan nilai teknologi AI.

Fokus utama akan bergeser dari tahap percobaan dan eksplorasi ke tahap penerapan dan optimalisasi teknologi AI. Saat ini, hanya sebagian kecil perusahaan yang sudah membahas strategi AI secara menyeluruh dan mempersiapkan diri untuk mengoptimalkan manfaat AI bagi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang ingin sukses dalam memanfaatkan teknologi AI harus memiliki strategi yang jelas, tim yang kompeten, dan infrastruktur yang memadai.

Meskipun masih dalam tahap awal, penerapan teknologi AI di perusahaan-perusahaan berkembang pesat. Banyak perusahaan sudah memiliki implementasi AI yang sedang berlangsung atau sudah selesai, dan banyak lagi yang merencanakan implementasi AI di masa depan. Penerapan teknologi AI di berbagai bidang akan semakin meluas dan memberikan dampak yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan di berbagai sektor industri.

Namun, perusahaan-perusahaan juga harus menghadapi berbagai tantangan, seperti pengelolaan data, keamanan, dan privasi. Mereka perlu memastikan data yang mereka gunakan untuk melatih model AI aman, terjamin, dan tidak mengandung bias. Perusahaan-perusahaan harus memiliki sistem dan prosedur yang memadai untuk melindungi data mereka dari akses yang tidak sah dan mencegah penggunaan data yang tidak bertanggung jawab. Tantangan lain yang dihadapi perusahaan-perusahaan adalah kemampuan karyawan untuk beradaptasi dengan teknologi AI.

Peran karyawan akan berubah dari pekerja biasa menjadi pelatih dan pemeriksa mesin, penilai hasil kerja mesin, dan penggerak pemikiran kritis dan kreativitas. Perusahaan-perusahaan perlu melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan agar mereka mampu memanfaatkan teknologi AI dengan optimal. Perusahaan-perusahaan perlu menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh teknologi AI. Mereka perlu membangun infrastruktur, mengembangkan strategi, dan melatih karyawan mereka untuk memanfaatkan teknologi AI secara maksimal.