OpenAI Garap Proyek Strawberry: AI Pintar Alasan dan Riset Mendalam



OpenAI Garap Proyek Strawberry: AI Pintar Alasan dan Riset Mendalam - credit: singularityhub - pibitek.biz - Chatbot

credit: singularityhub


336-280
TL;DR
  • OpenAI mengembangkan model AI Strawberry, lakukan penelitian mendalam.
  • Proyek Strawberry merupakan lanjutan proyek Q* pengembangan model AI.
  • Model AI Strawberry bisa merencanakan, menjelajahi internet secara otonom.

pibitek.biz -Sepertinya kita akan segera melihat revolusi baru di dunia AI. OpenAI, perusahaan yang melahirkan ChatGPT, dikabarkan sedang mengembangkan teknologi AI yang canggih dengan kemampuan berpikir dan menalar seperti manusia.Proyek ini diberi nama Strawberry, sebuah nama yang mungkin terdengar manis, namun membawa potensi yang sangat besar di dunia teknologi. Kita semua tahu bahwa chatbot AI saat ini sangat pandai dalam berbahasa.

Mereka bisa bercakap-cakap dengan kita, bahkan menulis puisi atau cerita. Namun, mereka masih jauh dari kemampuan berpikir dan memecahkan masalah seperti manusia.AI saat ini masih kesulitan dalam menghadapi tantangan yang membutuhkan serangkaian langkah untuk menemukan solusi.

Bayangkan sebuah AI yang bisa menyelesaikan soal matematika tingkat sekolah dasar. Keahlian ini mungkin tampak sepele, tapi bagi para ahli AI, ini adalah langkah penting menuju pengembangan AI umum (AGI). AGI adalah tujuan akhir dalam penelitian AI, yaitu menciptakan mesin yang bisa berpikir dan belajar seperti manusia.

OpenAI telah lama berambisi untuk mencapai AGI.Proyek Strawberry merupakan kelanjutan dari proyek Q* yang diungkap tahun lalu, tepat sebelum CEO OpenAI, Sam Altman, diberhentikan oleh dewan direksi.Proyek Q* bertujuan mengembangkan model AI yang bisa memecahkan soal matematika tingkat sekolah dasar.

Menurut laporan, model AI yang dikembangkan di bawah proyek Q* mampu mencapai skor 90 persen pada tes kemampuan matematika AI yang menantang. Prestasi ini menunjukkan bahwa OpenAI telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan AI yang bisa berpikir dan menalar seperti manusia.Proyek Strawberry, yang dikabarkan sebagai pengembangan lanjutan dari proyek Q*, diharapkan mampu membangun model AI yang lebih canggih. Model ini diharapkan mampu merencanakan, menjelajahi internet secara otonom, dan melakukan apa yang OpenAI sebut sebagai "riset mendalam".

Peneliti OpenAI telah menunjukkan beberapa demonstrasi kemampuan AI yang baru dikembangkan di dalam perusahaan. Mereka menunjukkan model AI yang disebut GPT-4 yang memiliki kemampuan berpikir dan menalar yang mirip dengan manusia. Namun, belum jelas apakah demonstrasi ini merupakan bagian dari proyek Strawberry atau tidak.

Bagaimana OpenAI bisa meningkatkan kemampuan AI mereka? Salah satu kunci keberhasilan mereka adalah dengan melakukan penyesuaian pada model AI yang sudah ada. Mereka memanfaatkan model AI yang sudah dilatih pada banyak data, lalu melakukan penyesuaian untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan menalar. Salah satu metode yang digunakan OpenAI mirip dengan metode yang dijelaskan dalam makalah penelitian dari Stanford tahun 2022.

Makalah ini menjelaskan metode yang disebut Self-Taught Reasoner (STaR). Metode ini mengandalkan konsep "chain-of-thought" prompting, di mana model AI diminta untuk menjelaskan langkah-langkah penalaran di balik jawabannya terhadap suatu pertanyaan. Dalam metode STaR, model AI diberikan beberapa contoh "chain-of-thought" sebagai contoh.

Kemudian, model AI diminta untuk menjawab sejumlah besar pertanyaan dan memberikan penalaran di balik jawabannya. Jika model AI menjawab salah, para peneliti akan menunjukkan jawaban yang benar dan meminta model AI untuk membuat penalaran baru. Model AI kemudian disetel ulang berdasarkan semua penalaran yang menghasilkan jawaban benar.Proses ini diulang berulang kali. Metode ini terbukti meningkatkan kinerja model AI secara signifikan pada berbagai dataset. Para peneliti menyatakan bahwa metode ini memungkinkan model AI untuk meningkatkan kemampuannya sendiri dengan melatih dirinya sendiri berdasarkan data penalaran yang dihasilkan sendiri.

Meskipun detailnya belum diungkap, ada kemungkinan bahwa proyek Strawberry menggunakan metode yang mirip dengan metode STaR. Jika proyek Strawberry mengandalkan data yang dihasilkan sendiri, itu bisa menjadi terobosan besar dalam penelitian AI. Banyak peneliti AI berharap untuk mencapai "recursive self-improvement", di mana AI yang lemah bisa meningkatkan kemampuannya sendiri untuk mencapai level kecerdasan yang lebih tinggi. Jika proyek Strawberry berhasil, itu akan menjadi langkah besar menuju tujuan ini.

Namun, perlu diingat bahwa bocoran informasi dari perusahaan AI komersial perlu dikaji dengan hati-hati. Perusahaan-perusahaan ini termotivasi untuk menunjukkan kemajuan yang cepat dalam penelitian mereka.Proyek Strawberry tampaknya hanya merupakan perubahan nama dari proyek Q* yang diumumkan enam bulan lalu. Kita perlu menunggu bukti nyata untuk menilai kemajuan yang sebenarnya.