- NIST terapkan standar kriptografi pasca-kuantum untuk melindungi data.
- Standar kriptografi baru dirancang untuk keamanan algoritma pasca-kuantum.
- Transisi sistem keamanan menggunakan algoritma pasca-kuantum butuh perencanaan matang.
pibitek.biz -Keamanan siber menjadi perhatian utama di era digital saat ini, terutama dengan munculnya teknologi komputer kuantum yang diprediksi akan mampu memecahkan algoritma enkripsi yang digunakan saat ini. Untuk menghadapi ancaman ini, Lembaga Nasional Standar dan Teknologi Amerika Serikat (NIST) telah menetapkan standar resmi untuk kriptografi pasca-kuantum, yang menjadi pedoman penting bagi perusahaan dan organisasi dalam melindungi data mereka dari serangan siber di masa depan. Standar ini dirancang untuk melindungi data dari ancaman komputer kuantum yang semakin berkembang, yang berpotensi untuk membongkar sistem keamanan digital yang ada saat ini.
2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir 2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir
3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
Standar kriptografi pasca-kuantum ini adalah yang pertama di dunia yang dirancang khusus untuk menghadapi ancaman komputer kuantum. Standar ini diusung sebagai solusi strategis untuk mengatasi potensi ancaman serius yang ditimbulkan oleh komputer kuantum. Komputer kuantum, dengan kemampuan komputasinya yang luar biasa, diprediksi akan mampu memecahkan algoritma enkripsi yang digunakan saat ini dalam waktu lima hingga sepuluh tahun. Jika hal ini terjadi, semua informasi digital akan rentan terhadap serangan, dan keamanan data menjadi taruhan besar.
Standar ini merupakan langkah proaktif untuk menghadapi tantangan ini dan memastikan keamanan data di masa depan.Proses seleksi algoritma kriptografi pasca-kuantum oleh NIST telah melalui proses yang panjang dan ketat selama tujuh tahun, melibatkan berbagai tahapan pengujian dan diskusi publik. NIST telah melakukan upaya yang signifikan untuk memastikan bahwa standar yang dipilih adalah yang paling aman dan efisien. Setelah melalui proses yang cermat, NIST akhirnya merilis tiga standar resmi yang berisi kode algoritma, instruksi implementasi, dan penggunaan yang ditujukan.
Ketiga algoritma ini siap digunakan secara langsung dan dirancang untuk diterapkan di berbagai perangkat, mulai dari smartphone dan laptop hingga berbagai platform di internet. Standar ini merupakan hasil dari kolaborasi antar industri yang melibatkan pemerintah, perusahaan, dan akademisi. Ini merupakan bukti pentingnya kerja sama dalam mengatasi tantangan keamanan siber global. Lily Chen, seorang matematikawan dan pemimpin kelompok teknologi kriptografi NIST, menekankan pentingnya standar ini.
Ia menjelaskan bahwa meskipun komputer kuantum membawa manfaat besar untuk penelitian ilmiah, namun teknologi ini juga memiliki potensi untuk menimbulkan ancaman siber yang serius bagi sistem kriptografi kunci publik saat ini. Chen juga memuji kerja sama antar industri yang melibatkan pemerintah, perusahaan, dan akademisi dalam mengembangkan standar ini. Ali El Kaafarani, CEO dan pendiri PQShield, percaya bahwa standar NIST akan memicu perubahan besar dalam keamanan siber.
Ia menyatakan bahwa semua sektor industri harus segera memperbarui sistem kriptografi mereka sesuai dengan standar baru ini. Perubahan ini akan melibatkan adaptasi dan penerapan sistem kriptografi yang baru, sehingga memerlukan perencanaan dan implementasi yang terstruktur. Standar NIST menjadi acuan penting bagi organisasi dalam proses transisi ke sistem keamanan yang lebih canggih.
Vadum Lyubashevsky, peneliti kriptografi di IBM yang membantu mengembangkan dua algoritma kriptografi pasca-kuantum, menyarankan organisasi untuk menggunakan standar baru ini bersamaan dengan standar yang ada saat ini untuk memastikan transisi yang lancar. Langkah ini memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan pengalaman dan infrastruktur yang telah ada, sambil mempersiapkan diri untuk adopsi penuh standar baru. Lyubashevsky juga menekankan pentingnya proses transisi yang bertahap untuk memastikan integrasi yang optimal tanpa mengganggu operasional sistem yang ada.
Standar baru ini mencakup dua jenis algoritma pasca-kuantum: tanda tangan digital dan enkapsulasi kunci. Kedua jenis algoritma ini memiliki kegunaan yang berbeda. Tanda tangan digital digunakan untuk memverifikasi identitas dan keaslian dokumen elektronik, sedangkan enkapsulasi kunci digunakan untuk melindungi kunci kriptografi selama pertukaran data.
Kedua algoritma ini bekerja secara sinergis untuk memastikan keamanan data di berbagai aspek, mulai dari autentikasi hingga enkripsi. Joost Renes, kriptografer utama di NXP Semiconductors, menjelaskan pentingnya fleksibilitas kriptografi dalam penerapan algoritma ini. Artinya, jika persyaratan keamanan sistem berubah, perubahan tersebut dapat dilakukan dengan cara yang aman dari serangan kuantum.
Fleksibilitas ini memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan ancaman keamanan yang terus berkembang. Renes juga menekankan pentingnya integrasi yang terstruktur dan fleksibel dalam sistem kriptografi untuk memastikan ketahanan terhadap berbagai ancaman. Dustin Moody, matematikawan NIST, mendesak administrator sistem untuk segera mengintegrasikan standar yang telah disetujui ke dalam sistem mereka.
Ia menekankan bahwa integrasi penuh membutuhkan waktu dan harus segera dilakukan. Moody juga menjelaskan bahwa NIST terus mengevaluasi dua set algoritma lain yang dapat menjadi standar cadangan, jika terjadi kemungkinan kecil bahwa persamaan matematika di tiga algoritma utama dapat dipecahkan oleh komputer kuantum. Standar cadangan ini berfungsi sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan ancaman yang tidak terduga dan untuk memastikan keamanan data yang berkelanjutan. Meskipun "Q-Day" masih beberapa tahun lagi, Richard Marty, Chief Technology Officer di LGT Financial Services, menekankan bahwa transisi ke kriptografi pasca-kuantum harus dilakukan secepat mungkin.
Hal ini disebabkan oleh risiko serangan "panen sekarang, dekripsi nanti", di mana aktor ancaman mencuri data terenkripsi dengan tujuan mendekripsi data tersebut di masa depan, ketika komputer kuantum sudah siap. Risiko ini sangat nyata di sektor-sektor kritis seperti keuangan, mengingat data sensitif yang mereka miliki. Marty menjelaskan bahwa implementasi solusi keamanan segera menjadi sangat penting untuk mengatasi ancaman "panen sekarang, dekripsi nanti".
Semakin cepat organisasi beralih ke sistem kriptografi yang aman dari serangan kuantum, maka semakin aman data mereka di masa depan. Marty juga menekankan pentingnya kesadaran risiko dan proaktivitas dalam menghadapi ancaman keamanan siber yang terus berkembang. Penggunaan standar kriptografi pasca-kuantum merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan keamanan siber masa depan.
Dengan mempersiapkan diri sejak dini, organisasi dapat memastikan data mereka tetap aman di era komputer kuantum yang akan datang. Perubahan ke sistem kriptografi pasca-kuantum akan menjadi proses yang panjang dan rumit. Akan tetapi, langkah ini sangat penting untuk melindungi informasi dan keamanan siber di masa depan.Organisasi harus aktif dalam mempelajari dan menerapkan standar baru ini untuk memastikan keamanan data mereka di era digital yang semakin kompleks.