- Karyawan Twitter menang kasus hukum melawan perusahaan X yang dikomandani oleh Elon Musk.
- Keputusan WRC menyatakan bahwa pemutusan hubungan kerja karyawannya adalah tidak adil dan memberikan kompensasi Rp 9 miliar.
- Perusahaan X diharuskan mempertimbangkan kembali keputusannya dan memberikan waktu yang cukup bagi karyawannya untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka.
pibitek.biz -Mantan karyawan Twitter, Gary Rooney, baru saja memenangkan kasus hukum melawan perusahaan yang dikomandani oleh Elon Musk. Perusahaan ini dulunya dikenal dengan nama Twitter, namun telah berganti nama menjadi X. Kasus ini bermula ketika Musk mengirimkan email kepada karyawannya yang memberikan mereka waktu 24 jam untuk menyetujui kontrak baru atau mengundurkan diri secara sukarela.
2 – Bahaya AI: ChatGPT Digunakan untuk Kembangkan Malware 2 – Bahaya AI: ChatGPT Digunakan untuk Kembangkan Malware
3 – Kenaikan Manfaat Jaminan Sosial di Tahun 2025 3 – Kenaikan Manfaat Jaminan Sosial di Tahun 2025
Email tersebut dikirimkan kepada seluruh karyawan Twitter pada November 2022, beberapa hari setelah Elon Musk mengakuisisi perusahaan tersebut. Dalam email tersebut, Musk menulis bahwa untuk mencapai kesuksesan di dunia yang semakin kompetitif, karyawan Twitter harus bekerja keras dan berdedikasi tinggi. Namun, Rooney dan beberapa karyawan lainnya merasa bahwa email tersebut tidak memberikan informasi yang jelas tentang kontrak baru dan implikasinya. Rooney, yang telah bekerja di Twitter selama 9 tahun, merasa bahwa email tersebut tidak memberikan waktu yang cukup bagi karyawannya untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka.
Ia juga merasa bahwa email tersebut tidak memberikan informasi yang jelas tentang kontrak baru dan implikasinya. Oleh karena itu, Rooney memutuskan untuk tidak menyetujui kontrak baru dan mengajukan kasus hukum kepada perusahaan. Komisi Hubungan Tenaga Kerja Irlandia (WRC) baru saja memutuskan bahwa pemutusan hubungan kerja Rooney oleh X adalah tidak adil. WRC juga memutuskan bahwa Rooney berhak menerima kompensasi sebesar $600.000, yang merupakan jumlah yang signifikan lebih besar daripada yang ditawarkan oleh perusahaan. WRC juga menolak argumen X bahwa Rooney telah secara sukarela mengundurkan diri dengan tidak menyetujui kontrak baru. WRC memutuskan bahwa email yang dikirimkan oleh Musk tidak memberikan waktu yang cukup bagi karyawannya untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka dan bahwa Rooney tidak dapat dianggap telah secara sukarela mengundurkan diri. Keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi Rooney dan karyawan lainnya yang telah mengajukan kasus hukum melawan X.
Keputusan ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat dengan seenaknya memutuskan hubungan kerja karyawannya tanpa memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka. Rooney mengatakan bahwa ia merasa lega dan puas dengan keputusan WRC. Ia juga mengatakan bahwa keputusan ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat dengan seenaknya memperlakukan karyawannya. Rooney juga berharap bahwa keputusan ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lainnya untuk memperlakukan karyawannya dengan adil dan transparan.
WRC juga menyarankan bahwa X harus mempertimbangkan kembali keputusannya untuk memutuskan hubungan kerja karyawannya. WRC juga menyarankan bahwa X harus memberikan waktu yang cukup bagi karyawannya untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka dan bahwa X harus memberikan informasi yang jelas tentang kontrak baru dan implikasinya. Keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan dan juga merupakan contoh bagi perusahaan lainnya untuk memperlakukan karyawannya dengan adil dan transparan. Keputusan ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat dengan seenaknya memutuskan hubungan kerja karyawannya tanpa memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka.
Kasus ini juga menunjukkan bahwa Elon Musk dan perusahaannya, X, tidak dapat dengan seenaknya memperlakukan karyawannya. Keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan dan juga merupakan contoh bagi perusahaan lainnya untuk memperlakukan karyawannya dengan adil dan transparan. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa karyawan Twitter telah mengajukan kasus hukum melawan X. Beberapa karyawan tersebut telah mengklaim bahwa mereka telah diputuskan hubungannya secara tidak adil dan bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka.
Keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan yang telah mengajukan kasus hukum melawan X. Keputusan ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat dengan seenaknya memutuskan hubungan kerja karyawannya tanpa memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka. X telah mengatakan bahwa mereka akan mengajukan banding atas keputusan WRC ini.
Namun, keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan dan juga merupakan contoh bagi perusahaan lainnya untuk memperlakukan karyawannya dengan adil dan transparan. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa karyawan Twitter telah mengumumkan bahwa mereka telah diputuskan hubungannya secara tidak adil. Beberapa karyawan tersebut telah mengklaim bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka dan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang jelas tentang kontrak baru dan implikasinya. Keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan yang telah mengajukan kasus hukum melawan X.
Keputusan ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat dengan seenaknya memutuskan hubungan kerja karyawannya tanpa memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka. X telah mengatakan bahwa mereka akan mengajukan banding atas keputusan WRC ini. Namun, keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan dan juga merupakan contoh bagi perusahaan lainnya untuk memperlakukan karyawannya dengan adil dan transparan. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa karyawan Twitter telah mengajukan kasus hukum melawan X.
Beberapa karyawan tersebut telah mengklaim bahwa mereka telah diputuskan hubungannya secara tidak adil dan bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka. Keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan yang telah mengajukan kasus hukum melawan X. Keputusan ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat dengan seenaknya memutuskan hubungan kerja karyawannya tanpa memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka. X telah mengatakan bahwa mereka akan mengajukan banding atas keputusan WRC ini.
Namun, keputusan WRC ini merupakan kemenangan besar bagi karyawan dan juga merupakan contoh bagi perusahaan lainnya untuk memperlakukan karyawannya dengan adil dan transparan. Dalam beberapa hari terakhir, beberapa karyawan Twitter telah mengumumkan bahwa mereka telah diputuskan hubungannya secara tidak adil. Beberapa karyawan tersebut telah mengklaim bahwa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan opsi-opsi mereka dan bahwa mereka tidak memiliki informasi yang jelas tentang kontrak baru dan implikasinya.