Drone Amazon: Ribetnya Mengantarkan Mimpi



Drone Amazon: Ribetnya Mengantarkan Mimpi - credit to: fortune - pibitek.biz - Instruksi

credit to: fortune


336-280
TL;DR
  • Amazon menguji coba program pengiriman barang menggunakan drone di College Station, Texas.
  • Warga College Station mengeluhkan suara bising drone yang mengganggu ketenangan hidup mereka.
  • Amazon berencana meningkatkan jumlah drone terbang, tapi warga khawatir kebisingan akan semakin parah.

pibitek.biz -Amazon, perusahaan raksasa e-commerce, tengah gencar-gencarnya menguji coba program pengiriman barang menggunakan drone di College Station, Texas.Program ini, yang dirilis pada tahun 2022, memiliki ambisi besar: mengubah cara orang berbelanja dengan memanfaatkan teknologi drone untuk mengirimkan paket-paket berisi beragam barang kebutuhan sehari-hari. Bayangkan saja, drone-drone canggih ini akan terbang melintasi langit, mengantarkan pesanan makanan, pakaian, mainan, bahkan barang-barang unik yang biasanya orang pesan melalui platform online Amazon.

Idealnya, drone ini bisa mengirimkan paket dalam waktu kurang dari satu jam, sebuah mimpi bagi para konsumen yang menginginkan kecepatan dan efisiensi dalam berbelanja online. Namun, seperti halnya banyak hal dalam dunia logistik, kenyataannya tidak semulus yang dibayangkan.Program ini telah menimbulkan kegaduhan di tengah warga College Station, yang merasakan langsung dampak dari suara drone yang bising dan mengganggu ketenangan hidup mereka. Suara bising yang dihasilkan oleh drone ini telah menjadi topik hangat di antara warga College Station.

John Case, yang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di kota ini, menceritakan pengalamannya merasakan suara drone yang bergema di langit. "Suara drone ini seperti suara sarang tawon, bising dan tidak nyaman", ujarnya. Suara drone ini juga membuat warga lain, seperti Amina Alikhan, merasa terganggu. "Rasanya seperti ada lalat yang terbang di dekat telinga dan terus berdengung, sulit untuk diabaikan", katanya. Kegaduhan yang ditimbulkan oleh drone Amazon ini bukan sekadar gangguan kecil. Jumlah drone yang terbang di langit College Station diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam waktu dekat.

Amazon telah mengajukan proposal ke Federal Aviation Administration (FAA) untuk meningkatkan jumlah drone terbang dari 200 drone per hari menjadi 469 drone. Jika proposal ini disetujui, bisa dibayangkan betapa bisingnya langit College Station. Warga kota ini, yang selama ini telah merasakan gangguan dari drone, khawatir bahwa kebisingan akan semakin parah dan akan mengganggu kehidupan mereka secara drastis. Walikota College Station, John Nichols, telah menyampaikan kekhawatiran warga dalam surat yang ditujukan ke FAA.

Dia mengumumkan bahwa peningkatan jumlah drone akan semakin meningkatkan tingkat kebisingan dan berpotensi merusak kenyamanan warga di rumah mereka. Bryan C. Woods, kepala pemerintahan College Station, telah melakukan uji coba tingkat kebisingan drone. Hasilnya, tingkat kebisingan drone mencapai 47 sampai 61 desibel. Sebagai perbandingan, tingkat kebisingan di kantor sekitar 60 desibel. Woods sendiri mengakui bahwa hasil uji coba ini masih bersifat 'anecdotal' dan perlu dikaji lebih lanjut. Amazon menyadari bahwa program drone-nya telah menimbulkan masalah bagi warga College Station.

Seorang eksekutif Amazon mengumumkan bahwa perusahaan akan pindah dari College Station pada Oktober 2025. Namun, Amazon masih membuka kemungkinan untuk pindah ke tempat lain. Perusahaan ini tampaknya masih bertekad untuk terus mengembangkan program drone-nya, meskipun mendapat protes dari warga di berbagai wilayah. Amazon sebenarnya telah melewati beberapa tahapan penting dalam mengembangkan program drone-nya. FAA telah memberikan izin kepada Amazon untuk menerbangkan drone dalam jarak yang lebih jauh dan di luar jangkauan pandangan pilot di darat.

Izin ini diberikan setelah Amazon berhasil mengembangkan teknologi anti-tabrakan untuk drone-nya. Perusahaan lain yang juga tengah mengembangkan program drone delivery, seperti Alphabet dan Walmart, juga telah mengembangkan teknologi serupa.Program Amazon Prime Air sebenarnya telah direncanakan sejak tahun 2013. Jeff Bezos, CEO Amazon waktu itu, mengumumkan program ini di acara 60 Minutes. Namun, program ini baru dimulai beberapa tahun kemudian. Bezos sendiri telah memperingatkan sejak awal bahwa program ini akan menghadapi banyak tantangan.

Dia menyatakan, "Yang sulit adalah membuat sistem yang aman, supaya drone tidak jatuh ke kepala orang yang sedang berjalan di jalanan".Program Amazon Prime Air sempat mengalami kendala di tahun 2023. Amazon mengalami pemotongan biaya besar-besaran di seluruh perusahaan, termasuk di divisi Prime Air. Beberapa eksekutif kunci, termasuk yang bertanggung jawab atas operasi pengujian, juga meninggalkan perusahaan.College Station bukan satu-satunya tempat yang mengalami masalah akibat program drone Amazon.

Di Lockeford, California, warga juga memprotes suara bising dari drone Amazon. Beberapa warga bahkan mengancam untuk menembak drone-nya. Amazon akhirnya memutuskan untuk pindah dari Lockeford dan beralih ke Tolleson, Arizona. Amazon telah melewati beberapa tahap penting dalam mengembangkan program drone-nya, namun masih harus menghadapi protes dari warga. Mereka juga harus mencari cara untuk membuat drone-nya lebih senyap dan tidak mengganggu ketenangan hidup warga.Program Amazon Prime Air terus diuji dan dikembangakan, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi.