- Penjualan mobil PHEV di China meningkat pesat, melampaui penjualan mobil listrik murni.
- Beberapa perusahaan pembuat mobil listrik di China beralih ke PHEV, menawarkan pilihan yang lebih luas bagi konsumen.
- PHEV menawarkan solusi yang lebih praktis untuk bepergian jauh bagi pemilik mobil di area perkotaan yang terbatas akses pengisian daya.
pibitek.biz -Di dunia mobil listrik yang terus berkembang pesat, China selalu punya cerita menarik untuk diceritakan. Kali ini, sorotan tertuju pada mobil hybrid yang semakin populer di Negeri Tirai Bambu. Di tengah tren mobil listrik murni yang digadang-gadang sebagai masa depan transportasi ramah lingkungan, mobil hybrid plug-in (PHEV) menorehkan peningkatan penjualan yang signifikan. Di bulan Juni 2024 saja, penjualan PHEV melonjak 70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan penjualan mobil listrik murni yang hanya 1%, sebuah perkembangan yang mengejutkan banyak pihak.
2 – Cyera Akuisisi Trail Security untuk Keamanan Data 2 – Cyera Akuisisi Trail Security untuk Keamanan Data
3 – Apple Tertinggal dalam Pengembangan AI 3 – Apple Tertinggal dalam Pengembangan AI
Kenaikan popularitas PHEV tak lepas dari peran penting Li Auto, merek mobil listrik yang menawarkan sejumlah model PHEV yang digemari oleh konsumen. Li Auto bukanlah satu-satunya pemain di arena ini. BYD, salah satu perusahaan mobil listrik terkemuka di China, juga mencatatkan penjualan PHEV yang menjanjikan. Bahkan, BYD telah berhasil merangkul konsumen yang menginginkan fleksibilitas dan praktisitas PHEV, yang menawarkan kombinasi teknologi ramah lingkungan dengan jangkauan yang lebih luas dan kemampuan mengisi daya yang lebih cepat.
Namun, yang mengejutkan adalah keputusan beberapa perusahaan pemula mobil listrik untuk beralih ke PHEV. Avatr dan Zeekr, dua nama yang selama ini dikenal sebagai produsen mobil listrik murni, kini tengah mengembangkan mobil hybrid. Avatr, perusahaan mobil listrik yang didirikan pada tahun 2018 melalui kerja sama antara Changan dan NIO, kini berkolaborasi dengan Changan Automobile, Huawei, dan CATL. Perusahaan ini telah merilis Avatr 07, mobil PHEV yang menggunakan arsitektur "Kunlun" yang baru. Arsitektur ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman berkendara yang lebih dinamis dan efisien, sebuah langkah yang menandai perubahan strategi Avatr yang sebelumnya fokus pada mobil listrik murni.
Avatr 07 dilengkapi dengan baterai PHEV yang mampu menyimpan energi hingga 39 kWh. Baterai ini mampu mengisi daya dari 30% hingga 80% hanya dalam 15 menit, sebuah keunggulan yang ditawarkan oleh Avatr 07 bagi konsumen yang menginginkan pengisian daya yang cepat dan praktis. Avatr 07 mampu menempuh jarak hingga 245 kilometer dengan sekali pengisian daya, menjadikan mobil ini pilihan yang tepat bagi mereka yang menginginkan mobilitas yang lebih luas tanpa harus khawatir kehabisan daya. Selain itu, Avatr juga memiliki versi mobil listrik murni dari Avatr 07, yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap berkomitmen terhadap teknologi mobil listrik murni, namun dengan fleksibilitas tambahan untuk menawarkan PHEV bagi konsumen yang menginginkan pilihan yang lebih luas.
Zeekr, perusahaan yang didirikan pada tahun 2021 di bawah naungan Geely, juga tak kalah mengejutkan dengan keputusan mereka untuk memasuki pasar PHEV. Zeekr dikenal sebagai produsen mobil listrik murni dan selalu menekankan komitmen mereka terhadap teknologi ramah lingkungan. Namun, pada tahun 2025, Zeekr akan merilis SUV baru yang tersedia dalam dua versi, yaitu versi listrik murni dan versi PHEV. SUV terbaru Zeekr akan memanfaatkan teknologi hybrid yang menggabungkan keunggulan PHEV dan extended-range hybrid (EREV), sebuah langkah yang menunjukkan bahwa Zeekr beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar dan menawarkan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen.
Versi PHEV dari SUV ini akan menawarkan pengalaman berkendara yang serupa dengan mobil listrik murni dalam mode extended-range, sebuah fitur yang menarik bagi mereka yang menghargai kenyamanan dan responsivitas mobil listrik. Mesin pembakaran internal akan aktif ketika mobil melaju di kecepatan tinggi, sehingga menghemat konsumsi bahan bakar dan meningkatkan jangkauan berkendara. Hal ini menjadi solusi yang efektif bagi konsumen yang sering melakukan perjalanan jauh dan membutuhkan jangkauan yang lebih luas.
Peralihan Avatr dan Zeekr ke PHEV memicu pertanyaan: mengapa perusahaan-perusahaan ini beralih ke teknologi hybrid? Apakah keputusan ini didorong oleh permintaan pasar atau ada faktor lain yang melatarbelakangi? Kemungkinan besar, keputusan ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk tren pasar yang menunjukkan minat yang tinggi terhadap PHEV dan kebutuhan untuk menawarkan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen. Di China, kondisi geografis dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menjadi tantangan bagi pemilik mobil listrik. Akses ke infrastruktur pengisian daya yang memadai masih terbatas.
PHEV menawarkan solusi yang lebih praktis bagi pemilik mobil yang tinggal di area perkotaan padat dengan terbatasnya akses pengisian daya. PHEV memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan jauh tanpa harus khawatir kehabisan daya, sebuah keunggulan yang ditawarkan PHEV dibandingkan dengan mobil listrik murni. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa peralihan ke PHEV dapat menghambat perkembangan teknologi mobil listrik murni. PHEV, dengan mesin pembakaran internalnya, masih menghasilkan emisi gas buang.
Jika PHEV digunakan secara tidak optimal, misalnya jarang diisi daya dan lebih banyak mengandalkan mesin pembakaran, maka emisi yang dihasilkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan mobil listrik murni. Hal ini dapat memperlambat laju transisi menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan. Skenario idealnya adalah PHEV digunakan sebagai solusi sementara, sambil terus mendorong pengembangan infrastruktur pengisian daya dan meningkatkan adopsi mobil listrik murni. Penting untuk memastikan bahwa penggunaan PHEV tidak menghambat upaya untuk mencapai target emisi nol.
Peran pemerintah dalam mendukung pengembangan infrastruktur pengisian daya dan memberikan insentif bagi adopsi mobil listrik murni akan sangat penting dalam mendorong transisi menuju transportasi yang lebih berkelanjutan. Masih terlalu dini untuk menilai dampak jangka panjang dari tren PHEV di China. Namun, yang jelas, perusahaan-perusahaan mobil listrik di China terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Pertarungan di arena mobil listrik masih jauh dari kata selesai. Pesaing-pesaing terus berlomba untuk menghadirkan teknologi dan model yang lebih inovatif untuk menarik konsumen.