- Infosys menuai kritik keras karena mengeksploitasi ribuan lulusan teknik di India.
- NITES mendesak Infosys untuk memberikan gaji penuh kepada lulusan selama penundaan onboarding pekerjaan.
- Penundaan onboarding Infosys berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi India dan kesempatan lulusan mencari pekerjaan.
pibitek.biz -Sebuah perusahaan teknologi informasi (TI) di India, Infosys, sedang menghadapi kecaman keras karena dianggap "mengeksploitasi" ribuan lulusan teknik. Infosys menuai kritik setelah mengirimkan surat tawaran kerja kepada ribuan lulusan teknik, tetapi hingga saat ini masih belum memberi mereka pekerjaan. Sejak dua tahun lalu, para lulusan teknik yang dijanjikan bekerja di Infosys diminta untuk mengikuti pelatihan virtual berulang yang tidak dibayar. Infosys mengatakan pelatihan tersebut adalah syarat agar mereka bisa bekerja.
2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir 2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir
3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
Nascent Information Technology Employees Senate (NITES), sebuah kelompok advokasi pekerja TI di India, telah mengirimkan surat protes kepada Menteri Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan India, Mansukh Mandaviya. Surat itu meminta pemerintah India untuk turun tangan dan mencegah "eksploitasi" terhadap para lulusan teknik muda oleh Infosys. NITES menyatakan bahwa mereka telah menerima banyak pengaduan dari lulusan teknik yang mengaku telah menjadi korban praktik tidak profesional dan eksploitatif dari Infosys.
Para lulusan ini ditawari pekerjaan sebagai insinyur sistem dan insinyur spesialis digital. Infosys diketahui sudah mengirimkan surat tawaran kerja kepada para lulusan ini sejak April 2022. Mereka mengikuti proses perekrutan di berbagai kampus pada tahun 2022 dan 2023. Namun, hingga saat ini, Infosys belum memberikan pekerjaan kepada mereka. NITES menuduh Infosys melakukan hal yang tidak masuk akal dengan meminta para lulusan tersebut untuk mengikuti pelatihan virtual yang tidak dibayar sejak Juli 2024 hingga Juli 2024.
Tim SDM Infosys mengatakan bahwa rencana onboarding akan difinalisasi pada 19 Agustus atau 2 September 2024. Namun, harapan para calon karyawan pupus karena hingga kini mereka belum dipekerjakan. NITES mengumumkan bahwa para lulusan tersebut merasa sangat frustrasi, cemas, dan tidak pasti dengan situasi yang mereka hadapi. Mereka merasa telah dipermainkan oleh Infosys. Surat dari NITES mengungkap bahwa para calon karyawan harus mengikuti berbagai sesi pelatihan virtual dan langsung yang tidak dibayar.
Mereka juga diminta untuk mengikuti berbagai penilaian. Jika tidak mengikuti sesi pelatihan tersebut, mereka akan kehilangan kesempatan untuk dipekerjakan. Infosys, yang diketahui sedang berusaha untuk merekrut 15.000 hingga 20.000 lulusan baru tahun ini, tidak memberikan penjelasan detail mengenai alasan penundaan onboarding dan sesi pelatihan yang berulang. CEO Infosys, Salil Parekh, hanya menyatakan bahwa para lulusan tersebut akan segera mulai bekerja. Namun, dia tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai kapan mereka akan mulai bekerja dan alasan penundaan tersebut.
Di tengah kritik yang dilayangkan, Infosys justru mengumumkan bahwa mereka akan merekrut 15.000 hingga 20.000 lulusan baru tahun ini. Tidak diketahui apakah jumlah tersebut sudah termasuk 2.000 lulusan yang saat ini sedang dipersoalkan. NITES menilai bahwa penundaan onboarding yang dilakukan Infosys telah berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi India. NITES menyatakan bahwa tindakan Infosys ini sangat merugikan negara. NITES menyoroti bahwa penundaan ini mengakibatkan hilangnya kesempatan bagi para lulusan untuk memasuki dunia kerja.
Mereka juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan dan mengembangkan karier. NITES mendesak Infosys untuk memberikan gaji penuh kepada para lulusan selama periode penundaan onboarding. NITES juga mendesak Infosys untuk membantu para lulusan tersebut menemukan pekerjaan alternatif di dalam Infosys jika onboarding tidak kunjung terlaksana. Penundaan onboarding ini bukan pertama kalinya terjadi di Infosys. Sebelumnya, Infosys juga mengalami penundaan onboarding karena pandemi COVID-19 yang melanda India.
Namun, penundaan kali ini terjadi pada saat India sedang menghadapi kekurangan lapangan pekerjaan. Data menunjukkan bahwa perekrutan pekerjaan TI di bidang hardware dan jaringan mengalami penurunan 9% tahun ke tahun, sementara perekrutan di bidang software dan layanan software mengalami penurunan 5% tahun ke tahun. Kondisi ini semakin diperparah dengan tingginya tingkat pengangguran di India. Banyak lulusan yang kesulitan mencari pekerjaan, sehingga mereka terpaksa menerima tawaran kerja dengan syarat yang tidak adil.
Sebagai akibatnya, para lulusan tersebut merasa sangat tidak pasti dengan masa depan mereka. Mereka tidak dapat mengandalkan janji pekerjaan dari Infosys. Infosys, yang telah membangun kumpulan calon karyawan yang besar selama dua tahun terakhir, kini menghadapi risiko kehilangan talenta yang telah mereka rekrut. Para lulusan tersebut bisa saja memilih untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain. Kejadian ini merupakan bukti nyata bahwa perusahaan harus bersikap adil dan transparan kepada calon karyawan.