- Perusahaan besar menguasai kekuatan komputasi AI, menghambat inovasi.
- Kekuatan komputasi yang besar diperlukan untuk pengembangan AI, mengumpulkan data.
- Inovasi AI dapat berkembang dengan cepat jika komputasi lebih murah, perusahaan rintisan berkontribusi.
pibitek.biz -AI telah mengalami ledakan luar biasa dalam dua tahun terakhir. ChatGPT, Dall-E, dan Midjourney yang dulunya hanya teknologi futuristik dalam film-film, kini telah menjadi alat sehari-hari yang membantu kita menyelesaikan berbagai tugas dengan mudah. AI telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, membantu kita dalam berbagai aspek, mulai dari menulis email yang efektif hingga menciptakan karya seni yang menakjubkan. AI telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan teknologi dan membuka pintu untuk berbagai kemungkinan baru.
2 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata 2 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata
3 – Serangan SIM-Swap: Akun SEC Diretas Secara Besar-Besaran 3 – Serangan SIM-Swap: Akun SEC Diretas Secara Besar-Besaran
Kecepatan adopsi AI juga sangat mengejutkan. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk memanfaatkan kekuatan AI dalam berbagai bidang, dari pemasaran hingga pengembangan produk. Data menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam bisnis meningkat dengan cepat. Dalam satu tahun saja, jumlah perusahaan yang menggunakan AI di setidaknya satu fungsi bisnis mereka telah berlipat ganda. Hal ini menunjukkan bahwa AI telah menjadi alat yang sangat berharga bagi perusahaan yang ingin meningkatkan efisiensi dan profitabilitas mereka.
Namun, seperti teknologi baru lainnya, AI juga memiliki tantangan yang perlu diatasi. Pelatihan dan menjalankan program AI membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar, dan hal ini telah menciptakan celah antara kemampuan AI dan kemampuan hardware yang tersedia. Keadaan ini membuat perusahaan besar yang memiliki banyak uang memiliki kendali kuat, yang bisa menyebabkan AI terpusat di tangan mereka, dan memicu kekhawatiran tentang monopoli dan ketidaksetaraan dalam pengembangan teknologi. Tantangan utama AI terletak pada kebutuhan komputasi yang sangat tinggi.
Untuk mengembangkan AI yang semakin canggih, dibutuhkan kekuatan komputasi yang terus meningkat, dan hal ini menjadi salah satu faktor penghambat bagi perkembangan AI yang lebih luas. Bayangkan, kebutuhan komputasi AI tumbuh sekitar 26% hingga 36% setiap tahun! Hal ini berarti bahwa kita perlu menemukan cara baru untuk meningkatkan kemampuan komputasi kita agar dapat terus mengembangkan AI yang lebih canggih. Membuat dan menjalankan program AI bisa menelan biaya miliaran dolar. Para ahli memperkirakan bahwa biaya pengembangan AI akan terus meroket dan mencapai angka fantastis dalam beberapa tahun mendatang.
Dengan biaya yang terus meningkat, hanya perusahaan besar yang memiliki sumber daya finansial yang memadai yang mampu mengambil bagian dalam perlombaan AI. Semakin banyak uang yang diinvestasikan, semakin kuat perusahaan besar dalam AI. Microsoft, misalnya, telah menginvestasikan puluhan miliar dolar di OpenAI. Mereka bahkan berencana membangun pusat data khusus untuk AI yang akan didukung oleh jutaan chip khusus. Investasi besar-besaran ini menunjukkan keseriusan Microsoft dalam memimpin perkembangan AI.
Perlombaan AI ini menarik perusahaan besar lain untuk ikut bersaing. Google, Alphabet, dan Nvidia juga menaruh banyak uang untuk penelitian dan pengembangan AI. Tentu saja, mereka semua menginginkan potongan kue terbesar di dunia AI. Dengan persaingan yang semakin ketat, kita dapat berharap bahwa inovasi AI akan terus berkembang dengan pesat. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita mencegah AI terpusat di tangan segelintir perusahaan besar seperti halnya yang terjadi di dunia internet? Apakah kita akan kembali terjebak dalam model lama yang sama di mana inovasi dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan besar dan konsumen menjadi pihak yang terpinggirkan? Pertanyaan ini penting untuk dijawab, karena kita tidak ingin melihat AI menjadi alat untuk memperkuat dominasi perusahaan besar dan menciptakan kesenjangan sosial.
Ada banyak orang yang khawatir dengan dominasi perusahaan besar dalam AI. Mereka berpendapat bahwa konsentrasi kekuatan komputasi AI di tangan segelintir perusahaan besar akan menghambat inovasi dan dapat menyebabkan masalah privasi data. Keadaan ini dapat memicu kekhawatiran bahwa data pribadi kita akan dikumpulkan dan digunakan tanpa izin. Ada yang optimis dengan mengatakan bahwa kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar dan dominasi perusahaan besar akan mendorong inovasi dalam hardware yang lebih murah.
Ini adalah siklus alami dalam dunia teknologi: semakin banyak permintaan, semakin banyak solusi yang diciptakan. Namun, kita juga perlu memastikan bahwa inovasi hardware tersebut dapat diakses oleh semua orang, bukan hanya perusahaan besar yang memiliki sumber daya untuk mengembangkannya. Di China, pemerintah telah mendukung perusahaan rintisan AI yang terkendala oleh akses chip karena perseteruan dengan Amerika Serikat. Pemerintah China memberikan subsidi untuk perusahaan rintisan AI yang membutuhkan kekuatan komputasi.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah China menyadari pentingnya AI dan ingin memastikan bahwa negara mereka tidak tertinggal dalam perkembangan AI. Tapi pada akhirnya, dunia AI saat ini masih terpusat. Perusahaan besar mengendalikan sebagian besar kekuatan komputasi dan program AI. Kita semua seperti tergantung pada mereka, dan keadaan ini dapat memicu kerentanan dan ketidakstabilan. Kita perlu menemukan cara untuk mendekatkan AI dengan semua orang agar dapat memanfaatkan sepenuhnya kekuatan AI.
Untungnya, ada alternatif. Berkat perkembangan teknologi blockchain, kita punya kesempatan untuk mendekatkan AI dengan semua orang. Qubic, misalnya, adalah blockchain yang menggunakan mekanisme penambangan yang unik. Qubic memanfaatkan kekuatan komputasi para penambang untuk menjalankan tugas AI yang berguna, seperti melatih jaringan saraf. Ini berbeda dengan blockchain tradisional yang menggunakan energi untuk keamanan jaringan saja. Qubic memanfaatkan energi untuk tujuan yang bermanfaat. Dengan Qubic, sumber daya komputasi AI bisa diakses oleh siapa saja, bukan hanya perusahaan besar.
Para penambang Qubic akan memberikan kekuatan komputasi yang dibutuhkan untuk pengembangan AI. Model ini dapat membuka peluang baru bagi perusahaan rintisan dan individu untuk berkontribusi pada perkembangan AI. Ini adalah cara yang lebih ekonomis dan lebih adil. Pikirkan saja, jika AI dijalankan oleh banyak orang, bukan hanya segelintir perusahaan besar, inovasi akan lebih cepat dan lebih luas. Semua orang punya kesempatan untuk berkontribusi dan mengambil keuntungan dari AI. Dengan AI yang lebih terdesentralisasi, kita dapat menciptakan ekosistem AI yang lebih adil dan inklusif.
Bayangkan jika semua perusahaan besar yang mengendalikan AI tiba-tiba terhenti. Bagaimana nasib AI? Apa yang akan terjadi pada data kita yang begitu berharga? Perusahaan besar ini belum tentu dapat dipercaya untuk mengelola data kita dengan baik. Mereka memiliki catatan buruk dalam hal privasi data dan manipulasi. Oleh karena itu, kita perlu membangun sistem AI yang lebih transparan dan bertanggung jawab. Dengan AI yang terdesentralisasi, kita bisa mengawasi perkembangan AI lebih baik dan mengurangi biaya masuk ke dunia AI.
Ini akan membuka pintu bagi banyak orang untuk berkontribusi dan mengambil bagian dalam revolusi AI. Dengan biaya yang lebih rendah, orang-orang dapat lebih mudah untuk mengembangkan dan menggunakan AI. AI baru saja dimulai. Namun, masalah akses sumber daya komputasi masih menjadi kendala. Kekuatan komputasi yang dikuasai oleh perusahaan besar membuat inovasi menjadi lamban dan memberikan mereka kendali yang besar atas data kita, harta digital yang sangat berharga. Kita perlu memastikan bahwa AI berkembang dengan cara yang bertanggung jawab dan adil, dan hal ini hanya dapat dicapai dengan mendekatkan AI dengan semua orang.
Tetapi dengan munculnya infrastruktur yang terdesentralisasi, kita punya kesempatan untuk mengubah segalanya. AI yang terdesentralisasi bisa mengurangi biaya komputasi dan menghilangkan kendali perusahaan besar atas teknologi penting di abad ke-21. Dengan biaya komputasi yang lebih rendah, inovasi AI dapat berkembang dengan lebih cepat. Ini adalah kesempatan untuk membangun masa depan AI yang lebih adil, transparan, dan bermanfaat untuk semua orang. Kita perlu mendukung pengembangan AI yang terdesentralisasi agar dapat memanfaatkan potensi AI secara maksimal dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang.