AI Gagal Rangkum Dokumen, Manusia Lebih Jago



AI Gagal Rangkum Dokumen, Manusia Lebih Jago - credit to: arstechnica - pibitek.biz - Bahasa

credit to: arstechnica


336-280
TL;DR
  • ASIC uji coba AI merangkum dokumen, hasilnya kurang memuaskan, manusia lebih unggul.
  • Manusia jauh lebih jago merangkum dokumen dibandingkan AI, ASIC memberikan nilai 12,2.
  • ASIC menilai rangkuman AI masih terbatas, manusia tetap dibutuhkan untuk memperbaiki hasil rangkuman dokumen.

pibitek.biz -AI tengah naik daun dan banyak dilirik oleh berbagai kalangan. Kemampuannya yang luar biasa dalam berbagai hal, seperti menerjemahkan bahasa, menulis puisi, dan bahkan menciptakan musik, membuat AI semakin populer. Banyak perusahaan dan organisasi yang menggunakan AI untuk berbagai keperluan, mulai dari otomatisasi proses bisnis hingga pengembangan produk dan layanan baru. Namun, ternyata AI masih belum jago dalam semua hal. Terutama, dalam hal merangkum dokumen. Baru-baru ini, Securities and Investments Commission (ASIC), sebuah badan pemerintah Australia, melakukan uji coba terhadap AI untuk menguji kemampuannya dalam merangkum dokumen.

Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah AI bisa membantu ASIC dalam merangkum dokumen penting yang diajukan ke komite parlemen Australia. ASIC berharap, AI bisa membantu mereka dalam menyaring informasi penting dan menghemat waktu. Namun, hasilnya mengejutkan. ASIC menggunakan model AI bernama Llama2-70B untuk merangkum beberapa dokumen yang diajukan ke komite parlemen. Tujuannya, AI harus mampu mengidentifikasi poin-poin penting di dalam dokumen, menghilangkan informasi yang tidak relevan, dan memberikan penanda halaman untuk memudahkan pencarian.

Namun, ternyata kemampuan AI dalam merangkum dokumen masih sangat terbatas. ASIC kemudian membandingkan hasil rangkuman AI dengan hasil rangkuman yang dibuat manusia. Hasilnya, rangkuman yang dibuat manusia jauh lebih baik dibandingkan dengan rangkuman AI. Para ahli yang ditugaskan untuk mengevaluasi hasil rangkuman menemukan banyak sekali kesalahan di dalam rangkuman AI. AI hanya mampu merangkum teks secara umum dan tidak bisa masuk ke dalam detailnya. AI juga sering memberikan informasi yang salah atau bahkan melewatkan informasi penting yang harusnya dimasukkan ke dalam rangkuman.

Misalnya, AI sering melewatkan poin-poin penting tentang ASIC, padahal hal ini merupakan informasi yang sangat penting untuk dimasukkan ke dalam rangkuman. AI juga sering menyorot poin yang tidak penting, yang justru membuat rangkuman menjadi kurang fokus. Tidak hanya itu, AI juga sering mengalami hal yang disebut "halluChination" atau halusinasi. Hal ini berarti AI memberikan informasi yang tidak akurat dan bahkan tidak berdasarkan fakta yang ada. AI seperti "berhalusinasi" dan memberikan informasi yang tidak benar.

Hal ini tentu saja sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. ASIC memberikan penilaian terhadap hasil rangkuman AI dan manusia. Hasilnya, rangkuman AI hanya mendapatkan nilai 7 dari 15 poin. Sedangkan rangkuman manusia mendapatkan nilai 12,2 poin. Ini menunjukkan bahwa manusia jauh lebih unggul dalam merangkum dokumen dibandingkan dengan AI. Uji coba ini membuktikan bahwa AI masih belum bisa mengalahkan manusia dalam hal merangkum dokumen. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, AI masih belum bisa memahami konteks yang kompleks, nuansa yang halus, dan makna tersirat di dalam dokumen. AI juga masih kesulitan dalam membedakan informasi yang penting dan tidak penting. Kedua, model AI yang digunakan dalam uji coba ini masih tergolong jadul. Model AI yang lebih canggih mungkin bisa memberikan hasil yang lebih baik. Namun, ASIC hanya punya waktu satu minggu untuk melatih model AI yang mereka gunakan. Mungkin jika diberikan waktu lebih lama, model AI bisa menjadi lebih jago.

Ketiga, kemampuan AI dalam memahami bahasa masih terbatas. AI masih kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan dalam dokumen, terutama dokumen yang menggunakan bahasa yang kompleks dan memiliki makna tersirat. Hal ini tentu saja menjadi hambatan bagi AI dalam merangkum dokumen. Hasil uji coba ini memberikan pelajaran penting bagi para pengembang AI. Mereka harus terus mengembangkan AI agar bisa lebih jago dalam merangkum dokumen. AI harus dilatih agar bisa memahami konteks, nuansa, dan makna tersirat dalam dokumen.

AI juga harus dilatih agar bisa membedakan informasi yang penting dan tidak penting. Meskipun AI masih belum bisa mengalahkan manusia dalam hal merangkum dokumen, AI tetap memiliki potensi besar untuk berkembang di masa depan. AI bisa membantu manusia dalam berbagai hal, asalkan manusia terus melatih dan mengembangkan AI dengan benar. AI bisa diajarkan untuk lebih jago merangkum dokumen, lebih akurat, dan tidak lagi "berhalusinasi". Namun, kita harus tetap ingat bahwa AI adalah alat bantu. AI tidak bisa menggantikan peran manusia.

Manusia tetap dibutuhkan untuk mengawasi dan mengendalikan AI. Manusia juga tetap dibutuhkan untuk memberikan interpretasi dan penilaian terhadap hasil yang dihasilkan oleh AI. AI adalah teknologi yang berkembang pesat. Siapa tahu, di masa depan, AI bisa menjadi lebih jago dalam merangkum dokumen. AI bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi manusia, asalkan manusia terus mengembangkan AI dengan benar dan bertanggung jawab.