- Data center di angkasa dapat menjadi solusi energi untuk AI karena tidak memerlukan air dan dapat dipaner oleh energi surya 24/7.
- Proyek ASCEND berencana mendeploy 13 blok data center ruang angkasa dengan kapasitas 10MW pada tahun 2036 dan mencapai 1GW penyimpanan pada tahun 2050.
- Data center di ruang angkasa dapat mengurangi emisi dan menjadi lebih ramah lingkungan jika menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan raket yang dikembangkan oleh ArianeGroup.
pibitek.biz -Data center di angkasa dapat menjadi solusi untuk masalah energi yang dihadapi oleh AI. Seiring dengan peningkatan permintaan data penyimpanan, Eropa sedang mengonsiderasi untuk mengirim data center ke ruang angkasa. Setelah melalui studi selama 16 bulan dengan biaya €2 juta, para ahli menemukan bahwa data center di ruang angkasa ternyata mungkin teknis, ekonomis, dan ramah lingkungan.
2 – Misteri Profil Google Scholar Sir Isaac Newton 2 – Misteri Profil Google Scholar Sir Isaac Newton
3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI 3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI
Thales Alenia Space dan Leonardo menjadi koordinator studi ASCEND, yang diperoleh dana dari EU. Penelitian ini juga menggunakan bantuan dari para ahli dari Airbus, ArianeGroup, serta Angkasa Jerman. "Menempatkan data center di ruang angkasa dapat mengubah landskap digital Eropa, menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan soberan untuk menyimpan dan memproses data", ujar Christophe Valorge, Kepala Teknik Thales Alenia Space.
Tim ASCEND berencana untuk mendeploy 13 blok data center ruang angkasa dengan kapasitas 10MW pada tahun 2036. Tujuan akhir adalah mencapai 1GW penyimpanan pada tahun 2050. Data center di ruang angkasa akan berada pada ketinggian sekitar 1.400 km, lebih tinggi dari Stasiun Angkasa Internasional (ISS). Google baru saja menambahkan fitur pada mesin pencariannya yang menghasilkan ringkasan AI. Namun, kekurangannya adalah bahwa fitur ini memerlukan energi yang lebih banyak, yaitu 10 kali lipat dari pencarian tradisional Google.
Digitasi dan peningkatan AI meningkatkan permintaan data penyimpanan. Kebutuhan listrik untuk data center sedang meningkat lebih cepat daripada kebutuhan listrik di beberapa wilayah. Banyak dari data center masih menggunakan bahan bakar fosil.
ASCEND didirikan EU untuk membandingkan dampak lingkungan antara data center di ruang angkasa dan di bumi. EU sedang mempersiapkan rencana untuk mengikuti langkah AS dan China dalam kapasitas penyimpanan data. Data center di ruang angkasa dapat dipaner oleh energi surya 24/7.
Selain itu, data center di ruang angkasa tidak memerlukan air untuk pendinginan, karena suhu di ruang angkasa sangat dingin. Namun, untuk menjadi ramah lingkungan, data center di ruang angkasa harus menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. ArianeGroup sedang mengembangkan raket yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi saat penerbangan.