YouTube Premium, Akhirnya Nyerah Juga!



YouTube Premium, Akhirnya Nyerah Juga - photo source: androidauthority - pibitek.biz - Manusia

photo source: androidauthority


336-280
TL;DR
  • Pengguna berlangganan YouTube Premium untuk menikmati fitur bebas iklan.
  • Harga premium lebih murah daripada harga aplikasi lainnya, menarik pengguna.
  • Pengguna masih menggunakan aplikasi pihak ketiga dengan fitur premium di YouTube.

pibitek.biz -YouTube Premium, platform streaming video dengan fitur premium. Platform ini selalu jadi perdebatan, antara pengguna yang ingin menikmati fitur tanpa iklan dan pengguna yang merasa fitur premium tidak sepadan dengan harga yang ditawarkan. Orang ini, seperti banyak pengguna lainnya, awalnya menolak membayar langganan YouTube Premium. Alasannya sederhana: tidak suka dengan langganan, apalagi hanya untuk menghilangkan iklan. Orang ini lebih suka memanfaatkan berbagai cara untuk menikmati YouTube tanpa iklan, seperti menggunakan ad blocker di komputer dan aplikasi pihak ketiga di perangkat lain.

Dulu, di masa-masa awal YouTube, platform ini masih bebas iklan. Pengguna hanya dihadapkan dengan pop-up iklan di bagian bawah video. Tidak mengganggu dan masih bisa diterima. Namun, seiring berjalannya waktu, YouTube mulai dipenuhi iklan. Mulai dari iklan sebelum video, iklan di tengah video, hingga iklan yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah video. Tidak hanya itu, iklan yang ditampilkan pun semakin agresif, mengganggu konsentrasi dan mengurangi kenikmatan menonton. Banyak pengguna, termasuk orang ini, merasa terganggu dan malas nonton YouTube karena iklan yang membanjir.

Makin lama, situasi makin buruk. YouTube mengeluarkan kebijakan baru yang menargetkan pengguna yang menggunakan ad blocker. Kebijakan ini dianggap sebagai langkah agresif untuk memaksa pengguna berlangganan YouTube Premium. Orang ini, meskipun tahu kebijakan tersebut, masih berupaya untuk menghindari jebakannya. Orang ini masih bisa mengelabui sistem dengan berbagai cara, dan untungnya, orang ini belum pernah terkena tiga kali peringatan yang diberikan oleh YouTube. Namun, orang ini tahu, kebijakan ini bisa sewaktu-waktu merugikannya.

Orang ini sebenarnya memahami bahwa menggunakan ad blocker tidaklah adil bagi para kreator YouTube. Namun, orang ini merasa bahwa jumlah iklan di YouTube sudah berlebihan. Orang ini bukannya tidak mau mendukung kreator YouTube, tapi menurutnya, menikmati YouTube tanpa iklan adalah hak dasar yang harusnya diberikan kepada semua pengguna. Akhirnya, setelah bertahun-tahun menolak, orang ini pun luluh dan memutuskan untuk berlangganan YouTube Premium. Faktor utama yang mendorong keputusan ini adalah harga YouTube Premium yang lebih terjangkau dibandingkan dengan YouTube Music.

Orang ini sudah menjadi pelanggan YouTube Music dan menyadari bahwa YouTube Premium versi keluarga hanya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan YouTube Music versi keluarga. Di negaranya, harga YouTube Music versi keluarga adalah Rp. 450.000 per bulan, sedangkan YouTube Premium versi keluarga adalah Rp. 550.000 per bulan. Artinya, orang ini hanya perlu menambah Rp. 100.000 per bulan untuk menikmati semua fitur YouTube Premium. Lagipula, YouTube Music sudah termasuk dalam paket YouTube Premium. Seiring dengan keputusan untuk berlangganan YouTube Premium, orang ini pun mulai mengeksplorasi berbagai fitur yang ditawarkan.

Ternyata, YouTube Premium punya beberapa fitur menarik selain bebas iklan. Misalnya, fitur Stable Volume, yang berguna untuk menyeimbangkan volume video yang suka tiba-tiba keras atau pelan. Fitur ini sangat membantu, terutama bagi pengguna yang sering menonton video di berbagai perangkat dengan pengaturan volume yang berbeda. Ada juga fitur background playback, yang memungkinkan pengguna memutar video di latar belakang, sehingga mereka dapat mendengarkan musik atau menonton video sambil melakukan hal lain, seperti bekerja atau browsing internet.

Fitur ini sangat praktis bagi pengguna yang membutuhkan hiburan di tengah kesibukan. Kemudian, ada fitur picture-in-picture, yang memungkinkan pengguna menonton video sambil menggunakan aplikasi lain. Fitur ini sangat berguna bagi pengguna yang ingin menonton video sambil mengecek email, chat, atau browsing internet. Salah satu fitur yang paling menarik adalah kemampuan untuk mencoba fitur baru sebelum dirilis ke publik. Misalnya, orang ini bisa mencoba fitur sleep timer yang memungkinkan pengguna mengatur waktu tidur.

Fitur ini sangat membantu bagi pengguna yang ingin menonton video sebelum tidur, tapi tidak ingin terlalu lama terjaga. Meskipun YouTube Premium menawarkan beberapa fitur menarik, masih ada beberapa fitur yang sebenarnya bisa masuk ke versi gratis. Misalnya, kualitas video 1080p yang lebih bagus, fitur party watching di Meet, dan fitur queue support. Ketiga fitur ini dianggap sebagai standar dasar di platform streaming lainnya. Namun, YouTube justru menyembunyikannya di balik bayaran, seolah-olah pengguna harus membayar untuk menikmati fitur dasar.

Orang ini merasa bahwa ketiga fitur ini seharusnya diberikan secara gratis kepada semua pengguna, karena tidak memiliki nilai tambah yang signifikan. YouTube Premium juga menawarkan kontrol video yang lebih canggih, seperti pengaturan kualitas video dan pengaturan volume. Fitur ini memang lebih lengkap dibandingkan dengan versi gratis, tetapi cara mengaktifkannya cukup rumit. Pengguna harus masuk ke pengaturan dan mencari menu Premium controls. Salah satu keuntungan YouTube Premium bagi para YouTuber adalah penghasilan yang lebih tinggi.

YouTube membagikan sebagian hasil langganan premium kepada para kreator. Semakin banyak video dari seorang YouTuber yang ditonton oleh pengguna premium, semakin banyak pula uang yang diperoleh oleh YouTuber tersebut. Meskipun orang ini sudah berlangganan YouTube Premium, dia tetap menggunakan ad blocker dan aplikasi YouTube pihak ketiga. Hal ini dikarenakan orang ini merasa bahwa ad blocker dan aplikasi YouTube pihak ketiga memiliki fitur yang lebih lengkap dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan aplikasi YouTube resmi.

Beberapa aplikasi YouTube pihak ketiga memiliki fitur yang tidak tersedia di aplikasi resmi, seperti fitur SponsorBlock yang memungkinkan pengguna untuk melewati sponsor atau iklan yang dibayar. Ada juga aplikasi YouTube pihak ketiga yang menawarkan fitur playback speed yang lebih lengkap dibandingkan dengan aplikasi resmi. Orang ini masih belum terbiasa dengan membayar langganan setiap bulan, apalagi di era sekarang ini yang semakin banyak aplikasi berbayar. Orang ini terbiasa menggunakan layanan gratis dan menggunakan ad blocker untuk menghindari iklan.

Harga YouTube Premium di negaranya cukup terjangkau. Orang ini merasa heran mengapa harga YouTube Premium di negara lain sangat mahal. Di negaranya, orang ini hanya membayar Rp. 550.000 per bulan untuk menikmati YouTube Premium versi keluarga. Di negara lain, harga YouTube Premium untuk individual bisa mencapai Rp. 840.000 per bulan, sedangkan untuk keluarga bisa mencapai Rp. 1.140.000 per bulan. Orang ini merasa bahwa harga tersebut tidak sebanding dengan fitur yang ditawarkan. Orang ini biasanya mengeluarkan uang sebanyak itu untuk langganan streaming film dan serial, bukan hanya untuk menghilangkan iklan di YouTube.

Namun, di negaranya, harga YouTube Premium lebih murah, sehingga orang ini tidak keberatan untuk berlangganan. Orang ini pun mulai terbiasa dengan fitur-fitur premium dan merasakan keuntungannya, terutama fitur bebas iklan. Orang ini juga memiliki kekhawatiran bahwa YouTube Premium bisa saja menaikkan harganya di masa depan. Banyak perusahaan teknologi yang awalnya menawarkan layanan dengan harga murah, tetapi kemudian menaikkan harganya setelah mendapatkan cukup banyak pelanggan. Orang ini berharap bahwa YouTube tidak akan menaikkan harga YouTube Premium, karena orang ini merasa bahwa harga YouTube Premium di negaranya sudah cukup seimbang dengan fitur yang ditawarkan.