Taiwan dan Amerika Serikat: Duet Rahasia Dibalik Latihan Militer



Taiwan dan Amerika Serikat: Duet Rahasia Dibalik Latihan Militer - photo owner: straitstimes - pibitek.biz - Canggih

photo owner: straitstimes


336-280
TL;DR
  • Taiwan makin kuat pertahanan militernya dengan bantuan Amerika Serikat.
  • China geram dengan kerjasama militer Taiwan dan Amerika Serikat.
  • Taiwan dan China tegang, dunia berharap agar tidak terjadi perang.

pibitek.biz -Taiwan, pulau yang jadi rebutan antara China dan Amerika Serikat, sedang meningkatkan kemampuan tempurnya. Bukan dengan omong kosong, tapi dengan latihan militer yang makin intens. Kabarnya, Taiwan dan Amerika Serikat sedang menjalin kerjasama keamanan yang makin erat. Hubungan keduanya memang nggak resmi, tapi Amerika Serikat tetap punya kewajiban untuk bantu Taiwan jaga diri. Makanya, sering banget terjadi kunjungan dan pelatihan militer antara mereka. China, yang ngaku Taiwan adalah bagian negaranya, selalu panas dingin setiap kali ada negara lain yang mau kerjasama militer dengan Taiwan.

China bahkan pernah ngasih sanksi ke perusahaan senjata Amerika yang berani jual senjata ke Taiwan. Menteri Pertahanan Taiwan, Wellington Koo, baru-baru ini ngakuin kalau kerjasama militer Taiwan dengan Amerika Serikat dan negara lain emang lagi makin kuat. Dia bilang, kerjasama ini sukses bikin kemampuan tempur Taiwan makin oke, dan ini juga bantu menjaga perdamaian di kawasan. Tapi, semua kerjasama ini dijaga kerahasiaannya. Kenapa? Karena Taiwan nggak mau bikin China makin panas. Taiwan memilih jalan diplomasi yang halus, dengan menjaga kerahasiaan kerjasama militer agar tidak memancing konflik.

Taiwan memang nggak bisa santai-santai aja. China terus-terusan pamer otot dengan melakukan latihan militer di sekitar Taiwan. China bahkan sampai ngeluarin pernyataan keras kalau mau paksa Taiwan gabung ke China, entah dengan cara damai atau nggak. Kerjasama militer antara Taiwan dan Amerika Serikat jadi isu panas di dunia. Taiwan berharap, dengan kerjasama ini, bisa mempertahankan kemerdekaannya dan mencegah China ngelakuin hal yang nggak diinginkan. Latihan militer yang dilakukan Taiwan dan Amerika Serikat bukan sekadar formalitas.

Ada banyak pelatihan yang fokus di bidang strategi, taktik, dan teknik tempur. Mereka juga latihan bareng pakai senjata canggih, seperti pesawat tempur dan kapal perang. Tujuannya jelas: Taiwan mau punya kemampuan tempur yang mumpuni dan siap hadapi segala kemungkinan serangan dari China. China sendiri nggak tinggal diam. Mereka terus ngeluarin ancaman dan pergerakan militer di sekitar Taiwan, sebagai bentuk protes terhadap kerjasama militer Taiwan dan Amerika Serikat. Sejak Presiden Taiwan, Lai Ching-te, dilantik, hubungan Taiwan dan China makin tegang.

China menganggap Lai adalah pemimpin separatis dan ngelakuin latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan sebagai bentuk peringatan. Lai sendiri berusaha menenangkan situasi dengan menawarkan dialog, tapi China tetap cuek. China nggak mau ngobrol sebelum Taiwan mengakui dirinya sebagai bagian dari China. Taiwan sendiri masih bersikukuh mempertahankan kemerdekaannya. Taiwan juga nggak mau tunduk pada tekanan China. Dengan semakin kuatnya kerjasama militer antara Taiwan dan Amerika Serikat, ketegangan di Selat Taiwan bakal semakin panas.

Taiwan, Amerika Serikat, dan China, tiga kekuatan besar yang saling bersitegang. Dunia cuma bisa nonton dan berharap nggak terjadi perang. Taiwan nggak mau jadi boneka China. Taiwan juga nggak mau jadi korban ambisi China untuk menguasai seluruh kawasan. Makanya, Taiwan bertekad mempertahankan kemerdekaannya dengan memperkuat pertahanan dan menjalin kerjasama dengan negara lain. China, sebagai negara adidaya, harus bersikap bijaksana dan menahan diri. Perang bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah.

Taiwan, Amerika Serikat, dan China harus bisa mencari jalan keluar yang damai. Mereka harus bisa duduk bareng untuk cari solusi bersama. Jika perang terjadi, semua pihak bakal rugi. Perekonomian dunia bakal terganggu, dan banyak orang bakal jadi korban. Taiwan, Amerika Serikat, dan China punya tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dunia. Mereka harus bisa saling memahami dan menghormati. Semoga, konflik di Selat Taiwan bisa diselesaikan dengan damai.