- Google fokus keamanan Android, bug memory turun drastis 76% ke 24%.
- Strategi Google efektif dan sistematis.
pibitek.biz -Seiring berjalannya waktu, Android terus berbenah untuk menjadi sistem operasi yang makin aman dan stabil. Salah satu fokus utama Google adalah meminimalisir kerentanan (vulnerability) keamanan yang terkait dengan bug memory. Kehebatan Google dalam menangani masalah ini terlihat dari penurunan signifikan jumlah bug memory di Android. Dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun 2019 hingga 2024, jumlah bug memory yang ditemukan di Android turun drastis dari 76% ke 24%. Angka ini jauh di bawah angka yang ditemukan di Chromium, yang sebelumnya mencapai 70%.
2 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI 2 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI
3 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata 3 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata
Google berhasil mencapai prestasi ini dengan mengandalkan strategi jitu yang terbagi dalam dua pilar utama. Pilar pertama adalah dengan mengutamakan penggunaan bahasa pemrograman yang aman untuk memory, seperti Rust, dalam kode baru Android. Strategi ini terbukti efektif dalam mengurangi munculnya bug memory baru. Pilar kedua adalah dengan fokus pada perbaikan keamanan yang penting pada kode lama, tanpa melakukan perubahan besar yang bisa mengganggu interoperabilitas Android. Strategi ini tidak hanya efisien, tetapi juga memperkuat kode lama secara bertahap.
Salah satu alasan mengapa Google lebih fokus pada perbaikan keamanan pada kode lama daripada melakukan pembaruan besar adalah karena bug memory yang baru muncul biasanya berasal dari kode baru. Kode baru, dengan segala fitur dan perubahannya, seringkali menjadi tempat munculnya masalah keamanan. Kode lama, di sisi lain, cenderung sudah stabil dan aman, kecuali ada perubahan besar yang dilakukan. Google percaya bahwa cara ini lebih efektif daripada melakukan pembaruan besar yang berpotensi menimbulkan masalah baru.
Hal ini karena pembaruan besar bisa mengganggu interoperabilitas Android dan membuat pengguna kesulitan beradaptasi. Strategi Google ini diibaratkan seperti membangun fondasi yang kuat untuk bangunan. Kode lama yang sudah stabil dan aman menjadi pondasi yang kokoh, sementara kode baru yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang aman menjadi tembok bangunan yang kokoh. Pendekatan Google dalam mengatasi bug memory menjadi contoh yang baik bagi para pengembang aplikasi di dunia. Google tidak serta merta membuang kode lama yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang tidak aman untuk memory.
Sebaliknya, mereka melakukan perbaikan bertahap dengan fokus pada keamanan. Google menyadari bahwa setiap langkah yang dilakukan harus mempertimbangkan dampaknya terhadap interoperabilitas dan pengalaman pengguna. Mereka tidak ingin Android menjadi sistem operasi yang sulit digunakan dan diadaptasi oleh pengguna. Strategi Google ini juga mencerminkan tren di industri pengembangan software. Semakin banyak pengembang yang beralih ke bahasa pemrograman yang aman untuk memory seperti Rust, Java, dan GO.
Langkah ini bukan hanya untuk meningkatkan keamanan software, tetapi juga untuk meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki bug dan menangani serangan siber. Banyaknya bug memory di software menjadi salah satu penyebab utama serangan siber yang merugikan. Meskipun ada beberapa kritik yang mengatakan bahwa Google kurang agresif dalam menangani bug memory, Google tetap berpegang teguh pada strateginya yang terbukti efektif. Pendekatan Google yang sistematis dan terukur dalam mengatasi bug memory menunjukkan komitmen mereka dalam menciptakan sistem operasi yang aman dan stabil.