- CEO News Corp Australia menuntut kompensasi bagi pencipta konten.
- Penggunaan AI menimbulkan pertanyaan etika dan hak cipta.
- Manusia perlu bekerja sama dengan AI untuk menciptakan karya inovatif.
pibitek.biz -Michael Miller, CEO News Corp Australia, dengan tegas menuntut agar ChatGPT dan perusahaan AI lainnya memberikan kompensasi kepada para pencipta konten. Miller menyatakan bahwa kemunculan AI Generatif hanyalah cara lain bagi perusahaan digital untuk meraih keuntungan dari karya kreatif orang lain tanpa memberikan kompensasi atau atribusi yang layak. Miller secara khusus menunjuk ChatGPT, chatbot AI yang dikembangkan oleh OpenAI dan sebagian dimiliki oleh Microsoft, sebagai contoh perusahaan yang membangun bisnis senilai $30 miliar dengan memanfaatkan konten dan kreativitas asli orang lain tanpa memberikan kompensasi dan atribusi.
2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun 2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun
3 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat 3 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat
Menurut Miller, ChatGPT, dan perusahaan AI lainnya, telah mengambil keuntungan dari karya para jurnalis, musisi, penulis, penyair, sejarawan, pelukis, pembuat film, dan fotografer. Miller mencontohkan keberhasilan penerapan kode perundingan media berita di Australia yang mewajibkan platform teknologi membayar penerbit berita untuk konten mereka. Kode tersebut mulai berlaku pada 2 Maret 2021, dan telah berhasil mendorong platform teknologi untuk memberikan kompensasi kepada para penerbit berita. Ia berpendapat bahwa aturan serupa perlu diterapkan pada platform dan proyek AI.
Menanggapi munculnya proyek AI seperti ChatGPT-4 dan Midjourney, lebih dari 3.000 pemimpin teknologi, termasuk Elon Musk, dan peneliti baru-baru ini menandatangani surat terbuka yang menyerukan penghentian sementara pengembangan AI lebih lanjut. Mereka mengutip "risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan" dan menyatakan bahwa "penting untuk mendapatkan tinjauan independen sebelum mulai melatih sistem masa depan". Miller meyakini bahwa mesin AI menghadapi risiko keberhasilan di masa depan jika mereka tidak dapat meyakinkan publik bahwa informasi yang mereka tampilkan berasal dari platform yang dapat dipercaya dan kredibel, termasuk media arus utama.
Ia berpendapat bahwa mesin AI harus memberikan kompensasi yang adil kepada mereka yang menyediakan bahan baku yang kemudian dimasukkan ke dalam mesin AI. Miller menekankan bahwa para pencipta berhak mendapatkan penghargaan atas karya asli mereka yang menjadi bagian penting dalam melatih AI. Mesin-mesin AI, menurutnya, "menyerbu" gaya dan nada para jurnalis, musisi, penulis, penyair, sejarawan, pelukis, pembuat film, dan fotografer. Industri kripto juga mulai melihat lebih banyak jaringan yang menggunakan AI, dengan proyek seperti Fetch.ai dan Singularity NET sebagai contoh populer.
Koin-koin mereka telah mengalami kenaikan harga, didorong oleh popularitas AI. Di sisi lain, badan perlindungan data Italia telah memblokir ChatGPT untuk sementara dan membuka penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan privasi data. OpenAI mengumumkan melalui Twitter bahwa mereka sedang menangani bug yang menyebabkan riwayat obrolan pengguna terungkap tanpa persetujuan. Badan perlindungan data Italia, Garante per la protezione dei dati personal (Warden for the protection of personal data), juga mencatat kurangnya informasi yang memberi tahu pengguna tentang data yang dikumpulkan oleh OpenAI dan kurangnya "dasar hukum yang membenarkan pengumpulan dan penyimpanan data pengguna secara massal oleh AI".
AI seperti ChatGPT diprogram untuk meniru dan menghasilkan konten berdasarkan data yang diberikan kepada mereka. Data tersebut berasal dari berbagai sumber, termasuk teks, kode, gambar, dan audio. AI dilatih menggunakan algoritma yang mengidentifikasi pola dan hubungan dalam data untuk menghasilkan konten baru. Proses pelatihan AI melibatkan pemberian sejumlah besar data kepada algoritma, yang kemudian mempelajari pola dan aturan dalam data tersebut. Setelah pelatihan, AI dapat menghasilkan teks, kode, gambar, atau audio yang baru dan unik, tetapi masih berdasarkan data yang dipelajari.
Meskipun kemampuan AI dalam menghasilkan konten baru yang kreatif sangat mengesankan, ada banyak tantangan dan kontroversi yang terkait dengan penggunaannya. Salah satu tantangan utama adalah hak cipta dan atribusi konten yang dihasilkan AI. Jika AI menghasilkan konten yang sangat mirip dengan karya yang sudah ada, siapa yang memiliki hak cipta atas konten tersebut? Apakah AI dapat dianggap sebagai pencipta? Pertanyaan-pertanyaan ini belum memiliki jawaban yang pasti dan masih menjadi topik yang diperdebatkan.
Selain itu, penggunaan AI dalam menghasilkan konten juga menimbulkan pertanyaan etika. AI dapat digunakan untuk menghasilkan konten yang menyesatkan, menjelekkan, atau berbahaya. AI juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau propaganda. AI memiliki potensi besar untuk membantu dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan penelitian. Namun, penting untuk memahami potensi bahaya dan risiko yang terkait dengan penggunaan AI. Perlunya aturan dan kebijakan yang jelas untuk mengatur penggunaan AI guna memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
Tidak semua orang percaya bahwa AI akan menjadi pengganti kreativitas manusia sepenuhnya. Para pencipta masih memegang peran penting dalam menghasilkan ide-ide baru, mengolah informasi, dan memberikan interpretasi kreatif. AI dapat membantu para pencipta dalam pekerjaan mereka, tetapi tidak akan menggantikan kreativitas manusia. Namun, AI dapat mereplikasi gaya dan teknik para pencipta, yang menimbulkan pertanyaan tentang keaslian dan orisinalitas karya yang dihasilkan AI. Jika AI dapat menghasilkan konten yang sangat mirip dengan karya manusia, di mana letak perbedaannya? Penggunaan AI dalam industri kreatif menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pekerjaan.
AI mungkin akan mengotomatiskan beberapa tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, seperti menulis artikel, menyusun musik, atau mengedit gambar. Namun, AI juga dapat menciptakan peluang baru bagi manusia. AI dapat membantu manusia dalam pekerjaan mereka, membebaskan mereka dari tugas-tugas yang berulang dan membosankan. AI dapat digunakan untuk menghasilkan ide-ide baru dan menciptakan peluang baru dalam industri kreatif. Penting untuk memikirkan kembali peran manusia dalam industri kreatif di era AI.
Bagaimana manusia dapat bekerja sama dengan AI untuk menciptakan karya yang inovatif dan bermanfaat bagi semua orang? Bagaimana manusia dapat mempertahankan nilai dan keaslian karya mereka di tengah kemajuan teknologi AI? AI telah mengubah cara kita berpikir tentang kreativitas, orisinalitas, dan hak cipta. AI telah memaksa kita untuk mempertanyakan peran manusia dalam industri kreatif dan memikirkan kembali nilai dan keaslian karya manusia.