- Kacamata pintar menggunakan teknologi wajah untuk mengumpulkan data pribadi orang asing.
- Teknologi pengenalan wajah pada kacamata dapat melacak dan memantau orang tanpa sepengetahuan mereka.
- Orang harus melindungi data pribadi dan menuntut regulasi ketat untuk teknologi pengenalan wajah.
pibitek.biz -Dua mahasiswa Harvard, AnhPhu Nguyen dan Caine Ardayfio, telah menciptakan sebuah proyek yang menggugah rasa khawatir tentang privasi. Proyek mereka, yang diberi nama I-XRAY, menggunakan kacamata pintar Ray-Ban Meta untuk mengumpulkan data pribadi tentang orang asing. Dengan teknologi pengenalan wajah, kacamata pintar ini dapat mengidentifikasi seseorang dan kemudian mengambil informasi pribadi mereka dari internet. I-XRAY memanfaatkan software pengenalan wajah PimEyes, yang memungkinkan pengguna untuk mencari gambar seseorang di internet berdasarkan wajah mereka.
2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun 2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun
3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
Setelah kacamata pintar mendeteksi wajah seseorang, I-XRAY akan mengidentifikasi orang tersebut dan kemudian mencari informasi tentang mereka di berbagai sumber data, termasuk situs web, artikel berita, dan broker data seperti FastPeopleSearch. Informasi ini dapat mencakup nama lengkap, nomor telepon, alamat rumah, profil media sosial, dan data pribadi lainnya. Proyek I-XRAY menimbulkan kekhawatiran serius tentang privasi, terutama karena teknologi ini dapat digunakan untuk melacak dan memantau orang tanpa sepengetahuan mereka.
Kacamata pintar yang tampak seperti kacamata biasa ini mampu mengumpulkan data pribadi tanpa disadari oleh orang yang dipantau. Meta, perusahaan yang membuat kacamata pintar Ray-Ban, menegaskan bahwa teknologi yang digunakan dalam I-XRAY dapat diterapkan pada kamera pintar lainnya. Mereka menekankan bahwa teknologi kacamata pintar Ray-Ban sendiri tidak unik dalam memungkinkan proyek ini. Namun, Nguyen dan Ardayfio memilih kacamata pintar Ray-Ban karena kemampuan mereka untuk menyamarkan teknologi pengenalan wajah.
Kacamata pintar yang terlihat seperti kacamata biasa ini memberikan ilusi keamanan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Selain itu, harga kacamata pintar Ray-Ban yang relatif murah, yaitu sekitar $300, membuat teknologi ini mudah diakses oleh berbagai kalangan. Proyek I-XRAY menunjukkan bahwa kemampuan untuk melacak dan mengumpulkan data pribadi tentang orang asing sudah berada di depan mata kita. Teknologi ini, meskipun belum tersedia untuk umum, menimbulkan ancaman nyata bagi privasi dan kebebasan individu.
Dengan adanya kemampuan teknologi pengenalan wajah untuk mengumpulkan data pribadi, orang-orang menjadi rentan terhadap pelacakan dan pemantauan tanpa sepengetahuan mereka. Orang asing dapat dengan mudah diidentifikasi dan dilacak melalui kacamata pintar, yang dapat digunakan untuk tujuan yang merugikan seperti pengintaian, pelecehan, dan pencurian identitas. Terlepas dari kenyataan bahwa proyek I-XRAY tidak tersedia untuk umum, proyek ini tetap menjadi peringatan keras tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi pengenalan wajah.
Sangat memprihatinkan bahwa teknologi pengenalan wajah, yang selama ini dikenal untuk digunakan dalam sistem keamanan dan penegakan hukum, kini dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis dan berbahaya. Penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk melacak dan mengumpulkan data pribadi tentang orang asing tanpa persetujuan mereka adalah pelanggaran privasi yang serius. Orang-orang harus menyadari bahwa kacamata pintar yang tampak seperti kacamata biasa dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis.
Mereka juga perlu menyadari bahwa informasi pribadi mereka mudah diakses melalui berbagai sumber data yang tersedia di internet. Nguyen dan Ardayfio memberikan saran untuk melindungi diri dari ancaman I-XRAY. Mereka menyarankan agar orang-orang menghubungi broker data dan meminta agar informasi mereka dihapus dari database mereka. Misalnya, PimEyes menawarkan halaman opt-out yang memungkinkan orang untuk menghapus gambar mereka dari database pengenalan wajah mereka. Broker data seperti FastPeopleSearch juga menawarkan formulir bagi pengguna untuk meminta penghapusan data mereka dari layanan mereka.
Saran ini mungkin tampak mudah, tetapi sulit untuk memastikan bahwa informasi pribadi seseorang benar-benar dihapus dari semua database yang ada. Masih banyak broker data yang tidak menawarkan opsi opt-out, dan sulit untuk mengetahui semua broker data yang menyimpan informasi seseorang. Seiring dengan perkembangan teknologi pengenalan wajah, penting bagi individu untuk lebih waspada terhadap privasi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi informasi pribadi mereka. Langkah-langkah seperti menghapus data pribadi dari broker data, menggunakan VPN, dan menghindari penggunaan aplikasi yang mengumpulkan data pribadi dapat membantu mengurangi risiko pelacakan dan pemantauan.
Orang-orang juga harus mendesak pemerintah dan perusahaan untuk membuat kebijakan yang lebih ketat tentang penggunaan teknologi pengenalan wajah dan perlindungan data pribadi. Perkembangan teknologi pengenalan wajah yang pesat menimbulkan tantangan baru bagi privasi dan kebebasan individu. Kita harus berhati-hati dan proaktif dalam melindungi hak privasi kita dan menuntut akuntabilitas dari pemerintah dan perusahaan dalam penggunaan teknologi yang dapat mengancam privasi kita. Proyek I-XRAY hanyalah contoh kecil dari ancaman nyata yang ditimbulkan oleh teknologi pengenalan wajah terhadap privasi.