Uni Emirat Arab Berjanji Amankan Chip AI Amerika



Uni Emirat Arab Berjanji Amankan Chip AI Amerika - credit: techreport - pibitek.biz - OpenAI

credit: techreport


336-280
TL;DR
  • G42 meyakinkan pejabat AS tentang keamanan teknologi chip AI.
  • Hubungan G42 dengan China menimbulkan kekhawatiran di AS.
  • G42 harus meningkatkan transparansi untuk membangun kepercayaan global.

pibitek.biz -G42, perusahaan teknologi terkemuka di Uni Emirat Arab (UEA), telah meyakinkan para pejabat Amerika Serikat (AS) bahwa perusahaan tersebut merupakan mitra yang dapat diandalkan untuk teknologi chip AI. Jaminan ini muncul di tengah pertimbangan Presiden Joe Biden untuk memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada penjualan chip AI buatan Nvidia dan AMD ke berbagai negara, termasuk Timur Tengah. Pejabat AS khawatir bahwa jika teknologi mereka sampai ke tangan China, teknologi itu akan digunakan untuk melawan mereka.

Peng Xiao, CEO G42, mengumumkan bahwa dirinya memahami posisi para pembuat kebijakan AS, tetapi menekankan bahwa G42 telah membuktikan transparansi dan komitmen mereka untuk menjaga keamanan teknologi AS. Meskipun tidak mengumumkan langkah-langkah konkret yang mereka ambil untuk memastikan keamanan, Peng Xiao optimis tentang peluang kolaborasi lebih lanjut dalam hal berbagi teknologi. Namun, hubungan G42 dengan China telah memicu kekhawatiran di AS. Peng Xiao, yang juga mantan CEO Pegasus, merupakan pengusaha China dengan koneksi kuat dengan perusahaan China lainnya.

Rumor tentang hubungan G42 dengan militer dan intelijen China juga muncul, meskipun perusahaan membantah rumor tersebut. Meskipun ada kecurigaan terhadap G42, Microsoft telah menandatangani kesepakatan senilai $1,5 miliar dengan perusahaan tersebut pada bulan April. Kesepakatan ini awalnya menghadapi penolakan dari pihak AS, yang mengajukan beberapa persyaratan yang dipenuhi oleh G42. Setelah G42 menyetujui persyaratan tersebut, AS dan UEA mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan tujuan mereka untuk mendorong kerja sama teknologi lebih lanjut dan menciptakan memorandum of understanding antar-pemerintah tentang AI antara AS dan UEA.

Kemajuan yang signifikan dalam kerja sama AI antara AS dan UEA dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa UEA bukan satu-satunya negara di Teluk yang terlibat dalam perlombaan AI. Arab Saudi juga berusaha untuk mendapatkan chip AI buatan AS, terutama Nvidia H200 yang digunakan dalam OpenAI's GPT-4. Abdulrahman Tariq Habib, pejabat tinggi di Otoritas Data dan AI Saudi, yakin bahwa Arab Saudi akan berhasil dalam rencana mereka dalam waktu satu tahun. Kehadiran G42 di dunia teknologi global telah menjadi subyek pembicaraan, dengan banyak pihak mengutarakan kekhawatiran tentang kemungkinan penggunaan teknologi AI buatan Amerika yang jatuh ke tangan yang salah.

Pertimbangan ini bukan tanpa dasar, mengingat hubungan kompleks G42 dengan China dan potensi dampak teknologi canggih terhadap keseimbangan kekuatan global. G42, sebagai perusahaan yang berperan penting dalam pengembangan teknologi AI, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa teknologinya digunakan secara bertanggung jawab dan aman. Keterlibatan mereka dalam pengembangan teknologi AI yang canggih menimbulkan pertanyaan tentang etika dan keamanan penggunaan teknologi tersebut, terutama dengan adanya hubungan mereka dengan China.

Meskipun G42 telah meyakinkan pejabat AS tentang komitmen mereka untuk keamanan, beberapa orang tetap skeptis. Skeptisisme ini bukan tanpa alasan, mengingat potensi dampak negatif dari teknologi AI yang jatuh ke tangan yang salah. Masalah utama yang dihadapi G42 adalah kepercayaan. Kepercayaan adalah aset penting dalam dunia teknologi yang semakin kompleks, dan G42 harus membangun kepercayaan tersebut secara bertahap dengan menunjukkan transparansi dan komitmen yang nyata terhadap keamanan. G42 harus membuktikan bahwa mereka adalah mitra yang dapat diandalkan, bukan hanya sekadar perusahaan yang mencari keuntungan.

Upaya yang dilakukan G42 untuk meyakinkan AS dan dunia tentang komitmen mereka terhadap keamanan teknologi AI merupakan langkah yang penting, tetapi belum cukup. G42 harus terus berupaya untuk meningkatkan transparansi dan membangun kepercayaan dengan semua pihak yang terlibat.