Blockchain Trilemma Baru: Tantangan Regulasi, Produk dan Konsumen



Blockchain Trilemma Baru: Tantangan Regulasi, Produk dan Konsumen - credit for: coindesk - pibitek.biz - Hukum

credit for: coindesk


336-280
TL;DR
  • Trilemma blockchain baru melibatkan produk, pelanggan, dan persetujuan regulasi.
  • Perusahaan blockchain harus menyeimbangkan ketiga aspek untuk sukses.
  • Regulasi yang jelas membuka peluang baru bagi pertumbuhan industri.

pibitek.biz -Dunia teknologi blockchain telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Keterbatasan teknologi di masa lampau yang sempat menghantui blockchain perlahan mulai teratasi. Salah satu tantangan klasik yang dihadapi blockchain adalah trilemma blockchain, yang menyatakan bahwa pengguna blockchain harus memilih antara desentralisasi, skalabilitas, dan keamanan. Pada akhirnya, mereka hanya bisa mendapatkan dua dari tiga aspek tersebut. Namun, seiring waktu, teknologi blockchain telah mengalami kemajuan signifikan, sehingga trilemma teknologi blockchain mulai pudar.

Ethereum, sebagai salah satu platform blockchain terkemuka, telah berhasil meningkatkan skalabilitasnya melalui transisi dari Proof of Work (PoW) ke Proof of Stake (PoS) dan penggunaan jaringan layer 2. Perkembangan ini telah menciptakan lingkungan di mana sebagian besar pengguna blockchain merasakan bahwa ketiga aspek tersebut (desentralisasi, skalabilitas, dan keamanan) telah mencapai tingkat yang "cukup baik". Meskipun trilemma teknologi telah berkurang, sebuah tantangan baru muncul, yaitu trilemma blockchain yang berfokus pada produk, pelanggan, dan persetujuan regulasi.

Trilemma ini menggambarkan bahwa dalam dunia blockchain saat ini, perusahaan dihadapkan pada pilihan sulit antara membangun produk, mendapatkan pelanggan, dan memperoleh persetujuan regulasi. Ketiga aspek ini saling terkait erat, dan perusahaan harus menemukan cara untuk menyeimbangkan ketiganya untuk mencapai keberhasilan. Persetujuan regulasi telah menjadi titik fokus utama bagi para pelaku industri blockchain. Perkembangan regulasi blockchain di Amerika Serikat dan Eropa telah memberikan angin segar bagi industri ini.

Di Amerika Serikat, persetujuan ETF Bitcoin dan Ethereum menandai tonggak penting dalam adopsi blockchain oleh pasar tradisional. Persetujuan ini menunjukkan bahwa regulator Amerika Serikat mulai mengakui potensi blockchain dan mulai membuka pintu bagi adopsi blockchain yang lebih luas di pasar keuangan. Di Eropa, diberlakukannya regulasi Markets in Crypto Assets (MiCA) menunjukkan komitmen Uni Eropa untuk menciptakan kerangka regulasi yang jelas dan komprehensif untuk aset digital. MiCA bertujuan untuk mengatur pasar aset kripto di Eropa, menciptakan lingkungan yang lebih terstruktur dan aman untuk investor dan perusahaan.

Regulasi ini memberikan kepastian hukum dan standar yang lebih tinggi untuk industri blockchain di Eropa, membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan investasi. Perubahan regulasi ini membawa implikasi besar bagi perusahaan blockchain, menciptakan tiga kelompok utama: Pertama, terdapat kelompok perusahaan blockchain yang memiliki produk dan pelanggan, namun belum mendapatkan persetujuan regulasi. Perusahaan-perusahaan ini telah membangun bisnis di luar wilayah dengan regulasi yang ketat, dengan lebih dari 70% aset dan perdagangan kripto yang dilakukan di luar negeri.

Perusahaan-perusahaan ini telah mengandalkan pasar yang kurang diatur untuk berkembang dan mendapatkan pelanggan. Namun, dengan semakin ketat dan meluasnya regulasi, perusahaan-perusahaan ini dihadapkan pada tantangan untuk menyesuaikan bisnis mereka dengan persyaratan baru yang diberlakukan oleh berbagai negara. Kedua, ada kelompok perusahaan blockchain yang memiliki produk dan persetujuan regulasi, tetapi belum memiliki pelanggan. Perusahaan-perusahaan ini fokus pada pengembangan aset digital di lingkungan yang diatur.

Mereka memiliki keunggulan dibandingkan pesaing tradisional karena telah memperoleh persetujuan untuk produk mereka, tetapi mereka masih harus membangun basis pelanggan. Mereka menghadapi tantangan untuk menarik pelanggan yang mungkin belum familier dengan aset digital dan untuk membangun kepercayaan di antara pengguna. Ketiga, kelompok terakhir adalah institusi keuangan tradisional yang memiliki basis pelanggan yang besar dan proses kepatuhan peraturan yang matang, tetapi umumnya tidak memiliki aset digital untuk ditawarkan.

Institusi keuangan tradisional ini memiliki sumber daya yang besar dan pengalaman dalam hal kepatuhan peraturan, tetapi mereka masih harus membangun kemampuan untuk menawarkan aset digital kepada pelanggan mereka. Mereka juga harus menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan teknologi baru dan model bisnis yang berbeda dari bisnis tradisional mereka. Trilemma baru ini menyoroti tantangan untuk menemukan solusi yang ideal yang dapat menggabungkan semua aspek tersebut. Tidaklah mudah untuk menemukan model bisnis yang dapat menghadirkan persetujuan regulasi, produk yang lengkap, dan basis pelanggan yang besar.

Banyak perusahaan blockchain yang saat ini dalam proses membangun infrastruktur mereka untuk dapat memasuki pasar yang diatur. Perusahaan-perusahaan ini bekerja keras untuk mendapatkan persetujuan regulasi, membangun platform perdagangan yang aman dan transparan, serta mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Namun, proses ini membutuhkan waktu dan investasi yang besar. Beberapa hambatan utama yang dihadapi dalam mencapai kombinasi ideal ini adalah: Pertama, regulator menjadi hambatan utama.

Regulator memiliki kekhawatiran tentang risiko tinggi dan volatilitas aset digital, yang dianggap tidak sesuai untuk investor ritel. Mereka lebih memilih untuk mengizinkan aset digital untuk investor yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan. Mereka khawatir bahwa investor ritel yang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang risiko investasi di aset digital dapat kehilangan dana mereka. Kedua, budaya dan nilai yang berbeda antara perusahaan blockchain dan institusi keuangan tradisional menjadi penghalang.

Perusahaan blockchain memiliki budaya yang berbeda dengan institusi keuangan tradisional, dengan tingkat toleransi risiko yang lebih tinggi. Perusahaan blockchain lebih cepat beradaptasi dengan teknologi baru dan model bisnis yang inovatif. Meskipun terdapat tantangan, diperkirakan bahwa pasar blockchain akan mencapai tingkat kedewasaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan semua jenis pelanggan dan penawaran. Perusahaan yang ingin mengambil risiko akan menemukan peluang dalam ekosistem yang diatur, tetapi tidak melalui institusi keuangan tradisional yang paling konservatif.

Pengguna individu akan menemukan cara untuk memasuki dunia aset digital melalui pintu masuk yang lebih terstruktur dan berisiko lebih rendah. Perkembangan teknologi blockchain dan peraturan yang terus beradaptasi akan membentuk lanskap industri blockchain di masa depan. Trilemma blockchain baru ini merupakan tantangan yang harus diatasi oleh para pelaku industri blockchain untuk mencapai pertumbuhan dan adopsi yang lebih luas.