Hewlett Packard Jadi Korban Hacker Rusia yang Serang Microsoft



TL;DR
  • HPE mengakui serangan hacker Rusia, Midnight Blizzard, yang juga menyasar Microsoft.
  • Data email HPE diakses sejak Mei 2023, meskipun perusahaan klaim dampak minimal.
  • Kontroversi muncul saat CEO HP menyebut pelanggan non-HP "investasi buruk".
Hewlett Packard Jadi Korban Hacker Rusia yang Serang Microsoft - credit: techspot - pibitek.biz - Teknologi

credit: techspot


336-280

pibitek.biz - Hewlett Packard Enterprises (HPE), yang biasanya dikenal lewat urusan cartridge tinta, kini kembali mencuri perhatian setelah mengakui bahwa mereka menjadi korban serangan oleh kelompok hacker Rusia yang sama yang menyusup ke jaringan korporat Microsoft tahun lalu. Pengakuan ini terungkap dalam pengajuan regulasi SEC oleh HPE. Mereka melaporkan bahwa pada 12 Desember 2023, mereka diberitahu bahwa kelompok ancaman yang diduga Midnight Blizzard, juga dikenal sebagai Cozy Bear atau APT29, berhasil mengakses lingkungan email berbasis awan mereka.

HPE menyatakan bahwa pelaku ancaman tersebut mengakses dan mengambil data mulai Mei 2023, menargetkan "sebagian kecil" kotak surat HPE yang dimiliki oleh individu di segmen keamanan cyber, pemasaran, dan fungsi lainnya. Dengan bantuan ahli keamanan cyber, HPE langsung menyelidiki, membatasi, dan memperbaiki insiden tersebut, menghilangkan aktivitas yang mencurigakan. Perusahaan ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait serangan ini, yang diyakini terkait dengan kegiatan sebelumnya oleh Cozy Bear yang mereka sadari pada Juni 2023.

Pada kejadian sebelumnya, pelaku ancaman itu mengompromi sejumlah kecil file SharePoint, yang berlangsung sejak Mei 2023. HPE bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang jadi korban Cozy Bear, yang terkait dengan dinas intelijen asing Rusia, SVR. Baru-baru ini, Microsoft juga mengidentifikasi kelompok ini sebagai pelaku serangan negara yang kemungkinan besar menyerang jaringan email korporat mereka pada November 2023.

Perusahaan itu sendiri meyakinkan bahwa insiden terbaru ini tidak "secara wajar dapat memengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi perusahaan".

HP dan Microsoft Disusupi Hacker Rusia, Menimbulkan Kekhawatiran Keamanan.

Serangan hacker Rusia yang menyusup ke jaringan perusahaan besar semakin meningkat, memunculkan keprihatinan terhadap keamanan data dan informasi.

Kali ini, Hewlett Packard Enterprises (HPE) mengakui bahwa mereka menjadi target kelompok hacker Rusia yang sama yang sebelumnya berhasil menyusup ke jaringan Microsoft. Pengakuan ini terungkap dalam pengajuan regulasi SEC oleh HPE pada 12 Desember 2023. Perusahaan melaporkan bahwa kelompok ancaman yang dikenal sebagai Midnight Blizzard atau Cozy Bear berhasil mengakses lingkungan email berbasis awan HPE, mulai dari Mei 2023.

Meskipun HPE bersikeras bahwa insiden ini tidak akan berdampak secara signifikan pada kondisi keuangan mereka, kejadian ini menambah catatan serangan siber terhadap perusahaan teknologi terkemuka. Serangan ini bukanlah kasus terisolasi, karena Microsoft juga baru-baru ini mengidentifikasi Cozy Bear sebagai pelaku serangan pada jaringan email korporat mereka pada November 2023. Upaya pengamanan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini menjadi sorotan, dengan perhatian khusus pada keberhasilan langkah-langkah pemulihan dan pencegahan yang diambil oleh HPE.

CEO HP dan HPE Sampaikan Pernyataan Kontroversial Terkait Keamanan.

Kisruh keamanan di dunia teknologi semakin memanas, tidak hanya karena serangan hacker, tetapi juga karena pernyataan kontroversial. CEO HP, Enrique Lores, mengundang kontroversi baru ketika menyatakan bahwa pelanggan yang tidak menggunakan pasokan HP adalah "investasi buruk" bagi perusahaan.

Pernyataan ini datang bersamaan dengan serangan siber terhadap saudari perusahaannya, HPE. Lores juga mengklaim bahwa perlindungan pelanggan dilakukan melalui manajemen hak digital pada cartridge tinta HP, dengan alasan bahwa memasukkan virus ke dalam cartridge adalah sesuatu yang pernah terjadi selama uji coba yang didukung oleh HP. Pernyataan ini menuai kritik dari komunitas hacker yang membantah klaim tersebut.