AUKUS Uji Coba AI dan Robot untuk Perang



TL;DR
  • AUKUS kembangkan AI dan robotik untuk perang
  • Uji coba TORVICE tes ketahanan sistem otonom
  • Teknologi ini bantu militer dan kurangi risiko prajurit
AUKUS Uji Coba AI dan Robot untuk Perang - image from: artificialintelligence-news - pibitek.biz - Australia

image from: artificialintelligence-news


336-280

pibitek.biz - AUKUS adalah kemitraan antara Inggris, Australia, dan Amerika Serikat di bidang pertahanan. Salah satu fokusnya adalah mengembangkan teknologi AI dan robotik untuk operasi militer. Baru-baru ini, AUKUS menggelar uji coba bernama TORVICE di Australia.

Uji coba ini melibatkan kendaraan dan sensor robot yang diuji ketahanannya terhadap serangan elektronik, gangguan GPS, dan ancaman lainnya. Tujuannya adalah untuk menilai seberapa andal sistem otonom ini dalam perang masa depan. AI dan robotik diharapkan bisa membantu militer dalam menjalankan misi pengintaian, logistik, dan lainnya.

Namun, sebelum teknologi ini bisa digunakan secara luas, perlu dipastikan bahwa mereka bisa bekerja dengan baik meski diserang oleh musuh. Dalam uji coba TORVICE, kendaraan dan sensor robot dari Inggris dan Amerika melakukan misi pengintaian, sementara unit Australia berperan sebagai penyerang elektronik. Data kinerja sistem otonom ini kemudian dianalisis untuk meningkatkan perlindungan dan keamanannya.

Guy Powell, ahli teknis dari Dstl (laboratorium ilmu pertahanan Inggris), mengatakan bahwa uji coba TORVICE bertujuan untuk memahami kemampuan sistem robot dan otonom dalam lingkungan yang bermusuhan. Dia menambahkan bahwa AI dan robotik adalah kemampuan baru yang akan diperkenalkan ke angkatan bersenjata ketiga negara. Uji coba ini merupakan lanjutan dari uji coba pertama AUKUS di bidang sistem otonom yang digelar di Inggris pada April 2023.

Ini juga menandai kemajuan setelah menteri pertahanan AUKUS mengumumkan pada Desember lalu bahwa teknologi AI dan robotik yang tangguh dan mandiri (RAAIT) akan diintegrasikan ke pasukan militer ketiga negara mulai tahun 2024. Lt Col Russ Atherton, penasihat militer dari Dstl, mengatakan bahwa AI dan robotik bisa menjadi perubahan besar yang mengurangi risiko bagi prajurit. Teknologi ini bisa melakukan tugas-tugas penting seperti mengoperasikan sensor dan logistik di wilayah yang lebih luas.

"Dengan kemampuan untuk menempatkan berbagai jenis muatan seperti sensor dan logistik di medan perang yang lebih besar, komandan akan memiliki lebih banyak pilihan daripada sekarang", jelas Lt Atherton. Dengan bekerja sama, AUKUS berharap bisa mempercepat pengembangan di bidang perang baru ini, meningkatkan kerjasama antara pasukan mereka, memaksimalkan keahlian mereka, dan memperkuat pertahanan di kawasan Indo-Pasifik. Seiring AUKUS terus meningkatkan kerjasama di bidang teknologi militer canggih, upaya kolaboratif ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan militer sekaligus mengurangi risiko bagi prajurit.