Lotus Technology IPO di Nasdaq, Dihargai 77 Triliun



TL;DR
  • Lotus Technology IPO di Nasdaq, nilai 77 triliun rupiah.
  • Divisi mobil listrik Lotus, milik Geely dan Etika.
  • Target jual 150.000 unit, laba 4% pada 2025.
Lotus Technology IPO di Nasdaq, Dihargai 77 Triliun - credit to: autocar - pibitek.biz - USD

credit to: autocar


336-280

pibitek.biz - Lotus Technology, divisi mobil listrik dari Lotus, akan melantai di bursa saham Nasdaq New York pada Jumat ini. Ini adalah kali kedua Lotus go public sejak didirikan pada 1968 oleh Colin Chapman. Lotus Technology dihargai sekitar 77 triliun rupiah atau 5,5 miliar dollar AS.

Perusahaan ini juga mendapat suntikan dana sekitar 9,7 triliun rupiah atau 880 juta dolar AS dari investor awal. Lotus Technology mengambil alih tempat L Catterton Asia Acquisition Corp, sebuah spac yang dibuat untuk mencari perusahaan yang mau IPO. Spac ini sudah menyeleksi 80 perusahaan sebelum memilih Lotus.

IPO Lotus Technology terjadi di tengah menurunnya kepercayaan investor terhadap perusahaan mobil listrik yang belum untung. Volvo, yang juga dimiliki oleh Geely, mengumumkan pada awal Februari bahwa mereka akan berhenti mendanai Polestar, merek mobil listrik yang sahamnya anjlok sejak IPO pada 2022. Bulan ini juga, Renault membatalkan rencana IPO Ampere, divisi mobil listrik mereka.

Lotus Technology berbeda dari Lotus yang membuat mobil sport. Lotus Technology lebih banyak dimiliki oleh Geely, daripada Etika Automotive dari Malaysia, yang merupakan induk dari pemilik Lotus sebelumnya, DRB-Hicom. Etika memiliki 26,5% saham Lotus Technology, sedangkan 49% saham Lotus.

Lotus Technology menawarkan cerita pertumbuhan dengan merilis mobil listrik premium yang dibuat di Cina dan dijual di sana, Eropa, dan AS. Lotus memprediksi penjualan lebih dari 76.000 unit pada 2025, berkat SUV listrik Lotus Eletre, sedan listrik Lotus Emeya, dan mobil sport bensin Emira. Lotus juga berencana merilis SUV listrik ukuran lebih kecil yang akan menambah 80.000-90.000 unit lagi. Lotus menargetkan margin laba 4% pada 2025.

IPO Lotus Technology sempat tertunda dari target akhir tahun lalu sebelum mendapat persetujuan dari pemegang saham LCAA pada 2 Februari. Lotus juga menunggu lampu hijau dari Komisi Pengawas Sekuritas Cina, yang memberi izin pada 8 Februari, menurut dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Lotus Technology awalnya mengincar valuasi 134 triliun rupiah atau 12 miliar dollar AS, tapi akhirnya turun menjadi 77 triliun rupiah karena khawatir dengan gejolak pasar modal global dan prospek ekonomi, kata dokumen tersebut.