AI Bikin Saham Teknologi Melambung, Apa Ada Gelembung Lagi?



TL;DR
  • Pakar pasar Siegel waspada gelembung teknologi.
  • Saham semikonduktor naik karena AI, tapi bisa turun kapan aja.
  • Cuban bilang nggak ada gelembung, Big Tech masih worth it.
AI Bikin Saham Teknologi Melambung, Apa Ada Gelembung Lagi? - credit: fortune - pibitek.biz - Pangsa Pasar

credit: fortune


336-280

pibitek.biz -Jeremy Siegel, pakar pasar yang pernah ngasih peringatan soal gelembung dotcom, bilang ada kemungkinan gelembung baru lagi sekarang. Ini gara-gara saham teknologi naik terus karena AI lagi nge-hits. Tapi dia juga ngaku nggak bisa nebak kapan gelembung itu bakal pecah. Siegel, yang baru pensiun dari Wharton setelah jadi dosen keuangan selama 45 tahun, ngeliat saham semikonduktor yang naik gila-gilaan sebagai tanda adanya gelembung. Menurut dia, semikonduktor itu kayak tools yang dipake buat ngembangin AI. Contohnya, iShares Semiconductor ETF (SOXX), yang ngikutin saham semikonduktor di AS, naik lebih dari 57% dalam setahun.

Siegel nggak yakin apakah saham semikonduktor sekarang mirip sama saham internet di tahun 1997-98, atau 1995, atau 2000. Dia bandingin sama saat-saat sebelum gelembung dotcom meletus. Siegel ngaku sih kalau saham teknologi emang mahal.

Tapi dia juga bilang ada alasannya, yaitu pertumbuhan laba. Minggu lalu, setelah 80% perusahaan di S&P 500 ngelaporin laba kuartal keempat, sektor teknologi ngeliat laba naik lebih dari 20% dari tahun lalu. Wall Street juga optimis, ngira-ngira laba dan pendapatan sektor teknologi bakal naik terus sampai 2024.

Meski laba teknologi bagus, ada analis yang bilang kalau saham Nvidia, raksasa semikonduktor dan GPU, udah jadi bukti kalau gelembung teknologi udah ada. Tapi Siegel nggak setuju. Dia bilang Nvidia nggak overvalued atau undervalued.

Dia bilang Nvidia itu perusahaan spesial, dan sekarang lagi masa-masa spesial, di mana permintaan semikonduktor nggak ada habisnya. Ini karena banyak investasi buat bikin dan latih model AI. Siegel yakin kalau Nvidia masih bisa naik lagi, dan begitu juga saham teknologi lainnya.

Pendapatnya sama kayak Mark Cuban, pengusaha miliarder yang bilang kita nggak ada di gelembung teknologi minggu lalu. Cuban, yang dapet banyak duit dari jual Broadcast. com sebelum gelembung dotcom pecah, bilang nggak ada banyak persamaan antara pasar saham sekarang dan tahun 90-an.

Valuasi Big Tech, meski tinggi, kayaknya mendukung argumen Cuban. Di Maret 2000, sebelum gelembung dotcom pecah, tujuh saham teratas di Nasdaq rata-rata diperdagangkan dengan harga 90 kali laba yang diharapkan. Sekarang, angkanya di bawah 35.

Tapi, Siegel tetap ngasih peringatan kalau saham teknologi nggak bakal naik terus. Dia bilang, kalau saham lagi naik, kayak naik tangga. Tapi kalau turun, kayak naik lift.

Dan turunnya bisa cepat banget! Buat investor, Siegel bilang penting buat fokus ke jangka panjang. Soalnya, susah banget buat nebak kapan harus keluar. Dan nggak ada yang mau ketinggalan untung gede yang datang saat gelembung lagi membengkak.