Apple Harus Transparan Soal Penggunaan dan Kerangka Etis AI



TL;DR
  • Investor minta Apple terbuka soal AI
  • Apple tolak, bilang udah hati-hati dan etis
  • AI penting, tapi perlu pengawasan dan transparansi
Apple Harus Transparan Soal Penggunaan dan Kerangka Etis AI - image source: computerworld - pibitek.biz - AI Generatif

image source: computerworld


336-280

pibitek.biz - Apple punya banyak proyek rahasia untuk meningkatkan AI di produk-produknya. Hal ini terungkap dari dokumen tahun 2024 yang dibuat untuk rapat pemegang saham. Apple tampak lebih serius daripada pesaingnya dalam memperhatikan detail-detail.

Salah satu hal yang jadi sorotan adalah usulan dari dua investor besar, Legal & General Investment Management dan Abrdn. Mereka minta Apple bikin laporan transparansi tentang penggunaan dan kerangka etis AI. Apple sempat menolak usulan ini, tapi ditolak balik oleh lembaga pengawas pasar modal AS (SEC).

Usulan ini sebenarnya masuk akal. Semua orang harus sadar bahwa AI bakal berdampak besar pada semua masyarakat dan profesi. Misalnya, profesi hukum bakal diguncang habis-habisan oleh teknologi ini.

Makanya, perusahaan-perusahaan yang bikin AI dan tools AI Generatif harus taat pada standar etis. Tuntutan ini bakal makin keras seiring dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya AI. Di sini, Apple mungkin lebih lambat daripada pesaingnya dalam mengembangkan AI, tapi bisa jadi karena mereka punya pandangan yang sama.

Apple bilang, mereka pentingkan kehati-hatian dan pemikiran matang dalam mengembangkan dan menggunakan AI. Mereka juga mikirin dampak dari teknologi baru sebelum merilisnya. Apple kasih beberapa contoh untuk mendukung argumennya: – Mereka bikin tim khusus untuk ngecek kualitas data yang dipakai untuk AI.

– Mereka ikut proyek penelitian bersama untuk mengurangi bias dan diskriminasi dalam AI. Upaya-upaya ini penting, mengingat peringatan dari mantan direktur senior AI dan machine learning Apple, Carlos Guestrin. Dia bilang, AI yang dibuat asal-asalan bisa memperparah prasangka sosial.

Guestrin bilang, nggak cukup cuma mikirin data yang dipakai, tapi juga bagaimana data itu mencerminkan budaya dan nilai-nilai yang kita inginkan. Dia juga bilang, sekarang ada tren untuk nggak cuma mikirin metrik bisnis, tapi juga dampak sosial dari machine learning. Komentar Guestrin menunjukkan, ada gunanya untuk memaksa perusahaan-perusahaan untuk terbuka soal pendekatan etis mereka dalam menggunakan dan menerapkan teknologi AI.

Gak masuk akal kalau keputusan-keputusan yang berpengaruh besar bisa dibuat oleh mesin tanpa kita tahu prinsip dan etika yang jadi dasarnya. Usulan pemegang saham juga mengingatkan tentang bahaya AI yang bisa merusak privasi dan bikin konten palsu. Mereka juga sebut dampak AI yang udah mulai terasa di lapangan kerja.

Tapi, Apple bilang, ruang lingkup usulan ini terlalu luas dan bisa-bisa memaksa mereka untuk bocorin informasi R&D yang rahasia. Meski usulan ini mungkin terlalu ambisius, kenyataannya adalah waktu untuk menggunakan teknologi ini tanpa pengawasan udah makin sempit. Pada akhirnya, pemenang dalam persaingan ini mungkin cocok atau nggak cocok dengan dedikasi Apple yang selalu mikirin dampak sebelum bertindak.