Google Hapus 14 Aplikasi dari Play Store karena Pelanggaran Data Pribadi



TL;DR
  • Google menghapus 14 aplikasi dari Play Store karena pelanggaran data pribadi.
  • Nadra menuntut agar aplikasi-aplikasi tersebut segera dihapus dari Google Play Store.
  • Google merespons dengan menghapus setidaknya 14 aplikasi dari toko aplikasinya.
Google Hapus 14 Aplikasi dari Play Store karena Pelanggaran Data Pribadi - the image via: flipboard - pibitek.biz - User

the image via: flipboard


336-280

pibitek.biz - Google telahGoogle telah menghapus 14 aplikasi dari toko aplikasinya atas permintaan Otoritas Database Nasional dan Registrasi (Nadra), yang secara resmi menghubungi perusahaan teknologi asal AS milik Alphabet terkait pelanggaran data pribadi penduduk Pakistan. Masalah ini terungkap setelah Nadra menemukan bahwa beberapa aplikasi dengan ilegal menggunakan nama dan produk mereka, untuk mendapatkan kredibilitas tidak pantas bagi aplikasi dan layanan mereka. Oleh karena itu, mereka secara ilegal membagikan dan menjual data penduduk Pakistan melalui aplikasi-aplikasi ini.

Sebagai respons, Nadra segera bertindak dan menghubungi presiden Google untuk Asia Pasifik, kepala hukum di wilayah tersebut, dan wakil presiden solusi pelanggan. Nadra menyatakan bahwa pelanggaran data pribadi ini "penting dan mendesak" dan menuntut agar semua aplikasi tersebutsemua aplikasi tersebut segera dihapus dari Google Play Store. Nadra juga meminta agar Google mengendalikan kegiatan ilegal seperti berbagi dan menjual informasi properti dan sensitif Nadra, yang dapat memiliki dampak keamanan serius untuk Pakistan dan melanggar privasi penduduk.

Dalam surat kepada Google, Nadra menyatakan, "Sangat jelas bahwa data penduduk secara ilegal dibagikan dan dijual melalui aplikasi-aplikasi ini, yang merugikan privasi penduduk Pakistan dan mencuri data yang dimiliki oleh pemerintah federal Pakistan". Surat tersebut juga memberitahu Google bahwa beberapa aplikasi mengaku sebagai Nadra atau menyiratkan bahwa mereka diotorisasi untuk menyediakan produk dan layanan Nadra kepada pengguna mereka dan memperoleh data pribadi dari penduduk Pakistan. Menanggapi surat Nadra, Google telah menghapus setidaknya 14 aplikasi dari toko aplikasinya.

Ketua Nadra, Tariq Malik, mengkonfirmasi bahwa aplikasi tersebut telah dihapus, dan dalam sebuah pernyataan, beliau mengatakan, "Kami telah menulis kepada Google, dan mereka telah menghapus semua aplikasi ini. Kami juga telah memperkenalkan sistem AI untuk melindungi data warga". Malik menambahkan bahwa setelah menjabat pada tahun 2021, beliau dengan sukarela menyerahkan "super akses" ke data warga dan membuatnya tidak dapat diakses bahkan oleh karyawan Nadra.

Selain itu, otoritas basis data ini telah memulihkan departemen keamanan informasinya, yang dibuat tidak berfungsi setelah beliau meninggalkan otoritas tersebut pada tahun 2014. Perlindungan data semakin penting di dunia digital saat ini, di mana informasi pribadi sangat berharga dan dicari oleh peretas dan cybercriminal. Tindakan cepat Nadra dalam menangani masalah berbagi dan penjualan data pribadi penduduk Pakistan secara ilegal, serta tanggapan cepat Google dengan menghapus aplikasi yang melanggar dari toko aplikasinya, patut diacungi jempol.

Kabar pelanggaran data pribadi ini juga menarik perhatian situs web dan media berita lainnya. Menurut Express Tribune, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tentang langkah-langkah keamanan siber di negara tersebut. Situs web tersebut menyatakan, "Kejahatan cyber tumbuh di negara ini, tetapi Pakistan kekurangan langkah-langkah keamanan siber yang tepat untuk menghentikan penyerang dari meretas atau mencuri data".

Situs web lain, ProPakistani, menyoroti bahwa ini bukan kali pertama data warga Pakistan dikompromikan. Situs web tersebut menyatakan, "Data warga Pakistan telah dikompromikan beberapa kali, termasuk pada tahun 2018 ketika sebuah bank Pakistan diretas, dan pada tahun 2020 ketika data pribadi 115 juta warga Pakistan bocor online". Sebagai kesimpulan, melindungi data pribadi sangat penting di era digital saat ini.

Kejadian pelanggaran data pribadi baru-baru ini di Pakistan telah menyoroti perlunya langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat dan tindakan proaktif untuk mencegah penyalahgunaan data. Tindakan cepat Nadra dan tanggapan cepat Google menunjukkan bahwa entitas publik dan swasta harus bekerja sama untuk melindungi data warga dari akses dan penyalahgunaan yang tidak sah. Undang-undang dan langkah-langkah perlindungan data yang ketat sangat penting.